Kanker rongga mulut adalah sebutan umum dari tumor ganas yang terjadi dalam rongga mulut, termasuk kanker bibir, kanker gingiva, kanker lidah, kanker langit-langit rongga mulut, kanker rahang, kanker dasar mulut, kanker orofaringeal, kanker kelenjar ludah, kanker sinus maksilaris dan kanker yang terjadi di selaput lendir kulit pada bagian muka.
Dari semua jenis penyakit kanker, tingkat insiden kanker rongga mulut menempati tingkatan 1.45%~5.6% dari semua tumor ganas, tingkat insiden yang terjadi pada pria lebih tinggi daripada wanita.
1. Kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol dalam jangka waktu lama : Pasien kanker rongga mulut kebanyakan memiliki riwayat merokok dan minum alkohol dalam jangka waktu lama dan pasien kanker rongga mulut yang tidak merokok serta tidak minum alkohol sangat sedikit terlihat.
2. Kondisi kebersihan rongga mulut yang kurang : Kebiasaan menjaga kebersihan rongga mulut yang kurang, menciptakan kondisi bagi bakteri atau jamur tumbuh membiak dalam rongga mulut, sehingga mempermudah pembentukan nitrosamin.
3. Rangsangan benda asing dalam jangka waktu panjang : akar gigi atau ujung gigi yang runcing, gigi palsu yang tidak cocok merangsang selaput lendir rongga mulut dalam waktu lama, menyebabkan terjadinya luka kronis dan terjadi canceration.
4. Gizi yang kurang baik : seperti kurangnya Vitamin A1 dan Vitamin B2 serta elemen Zinc, Arsenik, semuanya itu dapat meningkatkan sensitivitas tubuh terhadap karsinogen, sehingga menyebabkan terjadinya kanker rongga mulut.
5. Mukosa leukoplakia dan eritema : Mukosa oral leukoplakia dan proliferasi eritema sering merupakan gejala dari prakanker lesi.
6. Sinar Ultraviolet (UV) : Pekerja outdoor yang tepapar langsung di bawah sinar matahari dalam jangka waktu panjang, tingkat insiden kanker rongga mulut lebih tinggi.
7. Radiasi pengion : Radiasi pengion dapat menyebabkan perubahan DNA pada bahan genetic, mengaktifkan gen tumor sehingga menyebabkan canceration.
8. Faktor lainnya : Hepatitis kronis, Sirosis liver, infeksi virus dan penyakit lainnya yang menyebabkan tingkat kekebalan tubuh menurun juga terkait dengan timbulnya kanker rongga mulut.
1. Perubahan warna : Apabila rongga mulut berubah warna menjadi putih, coklat atau hitam, berarti sel epidermal mukosa terjadi perubahan. Terutama mukosa oral berubah menjadi kasar, penebalan atau menjadi scleroma, timbul mukosa oral leukoplakia, eritema, sangat mungkin telah terjadi canceration.
2. Luka yang tidak sembuh : Proses luka pada rongga mulut umumnya tidak lebih dari dua minggu, apabila muncul rasa terbakar, rasa sakit yang melebihi waktu dua minggu dan tidak membaik, perlu waspada akan kemungkinan terjadinya kanker rongga mulut.
3. Rasa sakit yang jelas : Pada stadium awal tidak ada rasa sakit atau hanya merasakan gesekan abnormal pada satu bagian, setelah memborok rasa sakit jelas, seiring dengan infasi tumor lebih lanjut ke syaraf, menyebabkan rasa sakit pada telinga dan tenggorokan.
4. Pembengkakan kelenjar getah bening : Kanker rongga mulut kebanyakan metastase ke kelenjar getah bening pada bagian leher, menyebabkan timbulnya pembengkakan kelenjar getah bening.
5. Gejala disfungsi : Tumor mungkin invasi ke otot mulut dan persendian rahang bawah, menyebabkan gerakan membuka dan menutup mulut terbatas.
1. Memeriksa bagian muka dan bagian leher : Pada saat memeriksa bagian leher, sebisa mungkin harus menengadahkan kepala ke belakang, melihat ada tidaknya keabnormalan pada daerah tulang rahang bawah dan bagian leher; kemudian menggunakan tangan secara terpisah menyentuh sisi kiri dan kanan dari bagian leher dan daerah tulang rahang bawah, cobalah merasakan ada tidaknya perbedaan dari dua sisi pada bagian leher dan daerah tulang rahang bawah.
2. Memeriksa bagian bibir : Sebelumnya dengan menggunakan mata mengamati sisi luar dari bibir atas dan bawah, selanjutnya menggunakan tangan untuk meraba, kemudian menggunakan ibu jari dan jari telunjuk menarik bibir bawah ke bawah untuk memeriksa bagian dalam, terakhir memeriksa bagian dalam dari bibir atas.
3. Memeriksa gusi : Menarik bibir untuk memeriksa gusi dan menggunakan jari telunjuk untuk menyentuh, mengamati apakah hasilnya sama tidak dengan pemeriksaan sebelumnya.
4. Memeriksa pipi : Mulut ditutup, kemudian dengan menempatkan ibu jari dan jari telunjuk pada sudut bibir dan menariknya ke arah luar, menggunakan mata untuk mengamati, pada saat yang bersamaan juga menggunakan tangan untuk menyentuh ke dua sisi pipi, melihat apakah ada keabnormalan.
5. Memeriksa lidah : Mengulurkan lidah keluar, menggunakan tangan yang sudah dibalut kain kasa untuk menahan lidah, mengamati dan menyentuh permukaan lidah, menarik ke arah kiri dan kanan, memperhatikan ke dua sisi lidah.
6. Memeriksa dasar lidah : menengadahkan lidah ke atas sebisa mungkin, mengamati dan menyentuh dasar lidah, memeriksa ada tidaknya keabnormalan.
7. Memeriksa bagian kerongkongan dan langit-langit atas : Menyuarakan “Aaaaa”, di bawah penerangan yang cukup memperhatikan bagian kerongkongan, kemudian kepala ditengadahkan sedikit ke belakang, mengamati dan menyentuh bagian langit-langit atas.
1. Operasi : Operasi pengangkatan merupakan metode umum dalam pengobatan kanker rongga mulut, pada kanker rongga mulut stadium awal apabila masih belum ditemukan metastase ke kelenjar getah bening di leher, dapat menggunakan metode tunggal dengan operasi pengangkatan.
2. Kemoterapi : Pada pengobatan kanker bagian kepala dan leher sangat sedikit yang hanya menggunakan kemoterapi, umumnya dikombinasikan dengan radioterapi, demi untuk meningkatkan kepekaan sinar radiasi.
3. Radioterapi : Pengobatan radioterapi walaupun digunakan tersendiri atau dikombinasikan dengan operasi pembedahan, pada pengobatan kanker rongga mulut mempunyai fungsi yang penting, dapat mempertahankan fungsi mengunyah, menelan dan fungsi bersuara, meningkatkan kwalitas hidup pasien kanker rongga mulut.
Pengobatan tradisional China dalam mengobati kanker rongga mulut tidak hanya efektif untuk mengatur keseimbangan secara keseluruhan, membantu tubuh untuk melawan kanker, juga dapat meringankan efek samping beracun dari radioterapi kemoterapi, meningkatkan kekebalan tubuh pasien. Dengan gabungan keunggulan dari pengobatan tradisional China dan pengobatan barat, hasil pengobatan lebih besar daripada hasil pengobatan tunggal, merupakan suatu modus pengobatan kanker yang lebih mutakhir.
1. Setelah operasi pasien kanker rongga mulut diberikan makanan cair, setelah satu minggu kemudian berubah menjadi semi-cair.
2. Setelah operasi perhatikan warna, suhu dan elastisitas flap pasien kanker rongga mulut, apabila suhu flap menurun, menunjukkan warna hijau keunguan dan semakin memburuk, segera melaporkan ke dokter.
3. Secara tepat waktu menghisap keluar sekresi dimulut, hidung dan kerongkongan pasien kanker rongga mulut, demi menjaga kelancaran saluran pernafasan.
4. Apabila pasien kanker rongga mulut setelah operasi tidak dapat berbicara, tidak dapat mengatakan gejala tidak enak yang dirasakan, perlu secara teliti mengamati ada tidaknya gejala dysphoria (cemas, gelisah, tidak tenang), nasal inflamasi dan gejala penyumbatan saluran pernafasan lainnya pada pasien kanker rongga mulut dan segera melaporkan kepada dokter.