Menurut statistik terbaru dari World Health Organization, kematian akibat kanker usus di Indonesia menempati angka 10,2% penyebab kematian pada pria, dan 8,5% penyebab kematian pada wanita, sekitar 18.353 orang meninggal setiap tahun akibat kanker usus.(Kira-kira 10.516 orang laki-laki, 7837 orang wanita)
Di bawah panduan USG atau CT, dibuat luka sayat 2mm di arteri femoralis, obat anti-tumor disuntikkan ke lesi melalui arteri sekaligus dilakukan embolisasi terhadap tumor dan arteri penyuplai darah, sehingga tumor kehilangan suplai darah dan "mati kelaparan". Dibandingkan dengan kemoterapi sistemik, konsentrasi obat 10 kali lebih tinggi dan tidak membahayakan sel normal, lebih efektif dan tuntas membunuh tumor [Baca selengkapnya]
Di bawah panduan USG atau CT, jarum beku ditusukkan ke dalam tumor, dan argon dan helium masing-masing dimasukkan, dan siklus dingin dan panas menghancurkan pembuluh darah kecil tumor, yang mengakibatkan kematian sel tumor. Ia juga disebut "pisau argon-helium" dan dapat mencapai efek perawatan bedah kanker usus tanpa [Baca selengkapnya]
Di bawah panduan alat pencitraan, partikel yodium ditanamkan ke dalam lesi, langsung secara akurat membunuh sel kanker dengan melepaskan sinar gamma, mencapai efek yang sama seperti pembedahan dengan pisau operasi.Teknologi yang sederhana, aman, bersifat minimal invasif dan minim efek samping. [Baca selengkapnya]
Zat fotosensitizer disuntikkan melalui pembuluh vena, lalu tumor disinari dengan laser khusus. Di bawah sinar cahaya, zat fotosensitizer beraksi untuk membunuh sel-sel kanker. Efektif selama 48-72 jam, tidak ada efek samping. Efektif dapat mencegah kekambuhan kanker, akurat membunuh tumor [Baca selengkapnya]
Metode apa yang cocok saya gunakan untuk mengobati kanker usus? Klik untuk konsultasi!