“Jangan menyerah, tetap bertahan, pasti akan ada harapan!”
Wu Yirui
Ingin Membuktikan Dirinya Sehat, Malah Terdiagnosa Kanker
November 2015, Wu Yirui bersama keluarga berlibur ke China. Wu Yirui yang saat itu berusia 66 tahun sangat sehat dan penuh semangat, dalam satu hari ia bisa berkeliling ke beberapa tempat wisata tanpa merasa lelah. Tepat pada saat akan berakhirnya wisata yang menyenangkan itu, Wu Yirui melihat satu paket check-up yang dipromosikan suatu rumah sakit, dengan antusias, ia sekeluarga melakukan check-up. Hasilnya, keluarganya tidak ada masalah besar, namun ia yang terlihat paling sehat di antara seluruh anggota keluarganya diberi tahu oleh dokter bahwa di paru-paru kirinya terdapat benjolan. Keluarganya sangat terkejut, begitu pula Wu Yirui sendiri. Karena terkendala visa, ia tidak melakukan pemeriksaan lebih lanjut, ia pun membawa rasa takut dan ketidakpahaman kembali ke Phnom Penh.
Sekembalinya ke kampung halaman, Wu Yirui mulai mencari tahu tentang kanker. Dokter di Guangzhou pernah menghiburnya, bisa jadi benjolan itu jinak, tapi ia perlu melakukan pemeriksaan lebih lanjut. Wu Yirui pergi ke Thailand yang lebih dekat dari Kamboja untuk melakukan biopsi, hasil biopsinya menyatakan Lung Adenocarcinoma. Saat itu ia telah menerima kenyataan, dan telah siap menyambut tantangan dari kematian!
Wu Yirui bersama dengan dokter penanggung jawab
Menerima Kenyataan, Menjadi Saksi Intervensi
Ia menolak untuk menjalani operasi pengangkatan, dan dalam waktu singkat ia mencari informasi tentang rumah sakit onkologi di luar negeri. Salah satunya teknologi Minimal Invasif Intervensi di St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou membuatnya melihat kesempatan hidup, akhirnya ia memilih kembali ke Guangzhou, China.
Pada 19 November 2015, Wu Yirui dengan didampingi keluarga pergi ke St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou. Setelah melakukan pemeriksaan secara menyeluruh, ia terdiagnosa: Lung Adenocarcinoma kiri, disertai dengan metastasis kelenjar getah bening mediastinum (EGFR-Wild Type) stadium IV. Tim MDT menetapkan metode Intervensi dan Cryosurgery untuknya.
Dalam keseluruhan proses pengobatan, yang paling berkesan bagi Wu Yirui adalah saat pertama kali menjalani Intervensi. Menurut penjelasan Wu Yirui, prosedurnya menggunakan anestesi lokal, ia mengingat setiap langkah yang dilakukan dokter, ia melihat dokter memasukkan jarum berongga perlahan-lahan ke dalam tubuhnya, “Waktu itu saya sangat takut dan tegang, namun saya harus mengalahkannya,” kata Wu Yirui, “saat obat masuk ke tubuh, saya merasa bagian itu sangat panas, sepertinya obat itu sedang berperang melawan sel kanker!” Setelah melalui Intervensi pertama, Wu Yirui sangat percaya diri untuk menjalani pengobatan berikutnya, ia juga lebih aktif berpartisipasi dalam pengobatan selanjutnya!
sebelum pengobatan
Percaya Dokter, Menjadi Pasien yang Paling Penurut
Hasil pengobatan Wu Yirui tidak mengecewakan, setiap pemeriksaan pasca pengobatan menunjukkan kondisi yang terkontrol dan ukuran tumor yang mengecil. Semua mengatakan bahwa ini berkat keberanian Wu Yirui melawan penyakitnya, namun ia malah berkata, “Yang paling utama adalah saya tidak khawatir, saya selalu percaya dokter, mendengarkan arahan dokter, dan terus melakukan pengobatan, melakukan pemeriksaan tepat waktu, dokter mengatakan kalau saya adalah pasien yang paling penurut. Saya rasa, berpartisipasi dengan dokter dan terus melakukan pengobatan adalah rahasia kondisi saya membaik saat ini!”
setelah pengobatan
Selang beberapa waktu, setelah 1 tahun lamanya menjalani pengobatan rutin, pada November 2016, ia datang lagi ke St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou untuk melakukan pemeriksaan ulang. Hasil pemeriksaan menunjukkan kondisinya telah terkontrol, tumor di paru-parunya mengecil dan sel kanker di bagian penyebaran sudah tidak aktif lagi. Karena kondisinya terkontrol dengan baik, ia pun menerima permintaan untuk melakukan tanya jawab, dan pada kesempatan ini membagikan pengalamannya melawan kanker, ia pun berpesan kepada pasien kanker lainnya, “Jangan menyerah, tetap bertahan, pasti akan ada harapan!”