Risma berfoto bersama dokter Modern Cancer Hospital Guangzhou yang menanganinya, dr. Yao Zhongping
Risma tahun ini berusia 48 tahun, tetapi ia masih terlihat sangat muda dan bersemangat. Saat itu dia berdandan dengan sangat cantik, setelah berdandan, ia pun menceritakan tentang penyakitnya kepada kami. Ia mengatakan, saya suka membuat diriku cantik, dengan begitu saya akan terlihat sehat. Pada kenyataannya, jika anda tidak mengenalnya, siapa yang menyangka bahwa ia adalah seorang pasien kanker?
Pada tahun 2000 Risma melakukan pemeriksaan di salah satu rumah sakit Penang, Malaysia dan terdeteksi "Ovarium Cancer". Tetapi ia tidak melakukan tindakan pengobatan apapun, karena ia tidak merasakan gejala sakit apapun, sehingga ia merasa tidak memerlukan perawatan. Tapi di tahun 2010, penyakitnya mulai datang, ia merasakan sakit di daerah perut serta susah buang air besar. Ia tahu, gejala-gejala ini merupakan sebuah pertanda, ia pun melakukan pemeriksaan ke dokter. Oleh karena itu ia pergi ke rumah sakit di Singapura, kemudian melakukan prostatektomi radikal kanker endometrium. Setelah itu ia didiagnosis menderita "kanker endometrium stadium 2". Dan ini adalah kali pertama ia menjalani operasi di Singapura.
“Saya total menjalani 3 kali operasi di Singapura. Operasi ke 2 dilakukan pada Oktober 2012, dikarenakan sakit dibagian perut saya pun melakukan enterolysis di Singapura,saat itu dokter menemukan adanya benjolan di perut bagian kiri,tapi dokter tidak melakukan pengangkatan (reseksi). Kemudian saya melakukan 6 kali kemoterapi,hasilnya tumor hanya mengecil sedikit. Operasi ke 3 dilakukan pada Februari 2013. Saya melakukan operasi gastrostomy di bagian perut karena saya mengalami adhesi usus.Setelah operasi, saya baru bisa buang air besar dengan lancar.
Tetapi sayangnya pada April 2014, saat melakukan pemeriksaan di Singapura, hasil MRI menunjukkan adanya kekambuhan kanker ovarium serta penyebaran pada hati, rumah sakit Singapura menyarankannya untuk kembali melakukan kemoterapi, namun Risma menolaknya. “Kemoterapi memiliki efek samping yang besar, malam itu juga saya pulang, 3 hari kemudian saya merasakan sakit di seluruh tubuh saya selama 24 jam, kaki terasa seperti ditusuk sesuatu dan terasa sangat sakit, rambut saya pun rontok dan tidak bisa tidur! Namun kemoterapi tidak mempengaruhi nafsu makan saya, tapi malah membuat berat badan saya menyusut dengan cepat.” Risma mengingat saat-saat ia melakukan kemoterapi, menarik rambutnya dan mengatakan : “Karena kemoterapi, dokter menyuruh saya memotong rambut panjang saya!”
Kanker di bagian paru-paru sebelum pengobatan
Karena tidak melanjutkan perawatan, kanker terus menyiksa Risma, pada bulan Agustus, kanker mulai menyiksanya, rasa sakit tidak lagi dapat ditahannya, yang dapat ia lakukan hanyalah mengkonumsi obat penahan sakit. Sang suami yang melihat keadaannya mengatakan : “Kamu harus menjalani pengobatan.” Saat itu jam 12 tengah malam, sang suami mencari alternatif pengobatan lain melalui internet dan ia menemukan Modern Cancer Hospital Guangzhou yang memiliki metode pengobatan terbaru tanpa kemoterapi, Risma sangat tertarik, oleh karena itu suaminya segera berkonsultasi di kantor perwakilan Jakarta dan mendapatkan jawaban.
Risma kemudian memahami bahwa pengobatan di Modern Cancer Hospital Guangzhou adalah pengobatan terkemuka yang bersifat minimal invasif, Terapi Natural, Terapi Intervensi dan metode pengobatan komprehensif lainnya, efek samping yang ditimbulkan pasca tindakan juga sangat kecil, oleh karena itu ia memutuskan untuk pergi ke Guangzhou, karena ia sudah tidak sanggup lagi menanggung efek samping dari kemoterapi.
Selama berada di Modern Cancer Hospital Guangzhou, ia telah menjalani 4 kali Intervensi, 1 kali radioterapi dan 1 kali Terapi Natural. Metode-metode pengobatan ini tidak memberikan efek samping apapun, ia mengatakan : "Tidak ada rambut rontok, tidak ada rasa mual, nafsu makan sangat baik, berat badan saya bahkan bertambah 3 kg."
Risma sangat puas dengan hasil pengobatan yang dijalaninya,“Hasil diagnosis saat saya masuk rumah sakit adalah kanker endometrium, dengan metastasis ke hati dan paru-paru, tetapi pengobatan yang saya jalani sangat efektif, sekarang tumor di hati saya sudah hilang, hanya masih tertinggal sedikit di bagian paru-paru,”katanya,“Tubuh saya juga sudah tidak terasa sakit lagi,sampai sekarang tidak pernah terasa sakit lagi.” Selain itu rutinitas buang air besar nya pun kembali normal, insomnia yang dialaminya pun sudah tidak ada lagi.
Kanker membawa rasa sakit ke dalam kehidupan Risma, tetapi sebagai seorang Kristiani, ia percaya bahwa Yesus akan selalu membimbing dan mendukungnya, keluarganya juga sangat perhatian, mereka terus memberikan harapan dan dukungan. Ia mengatakan, setiap pagi saya selalu berkata kepada diri saya sendiri, saya pasti bisa sembuh, saya harus percaya diri. Karena ia tahu ,suasana hati yang buruk akan mempengaruhi efektifitas pengobatan, hati yang gembira adalah obat yg manjur. Ia ingin terus menjaga suasana hati yang baik, secara aktif menjalani pengobatan, ia percaya, suatu hari nanti kesembuhan itu pasti akan datang.
Kanker di bagian paru-paru menghilang pasca pengobatan