Operasi, radioterapi dan kemoterapi saat ini masih menjadi pilihan pengobatan utama bagi pasien kanker di Indonesia. Cancer Prevention Alliance (CPC) mengemukakan, "Penggunaan metode operasi, kemoterapi dan radioterapi untuk membunuh sel kanker memang memiliki efek tertentu, tetapi tidak dapat menangani kasus metastasis dan kekambuhan sel tumor pada sebagian besar pasien, dan bahkan menyebabkan kematian karena pengobatan yang berlebihan.”
Mengapa operasi dan kemoradioterapi tidak dapat membunuh kanker secara tuntas?
Operasi: operasi dapat dengan cepat menghilangkan tumor, pada dasarnya adalah pilihan pertama untuk pengobatan kanker. Namun, kanker adalah penyakit sistemik. Jika ingin mengontrol perkembangan kanker, tidak cukup hanya dengan menghilangkan lesi kanker lokal. Jika ingin mengontrol metastasis dan kekambuhan kanker secara mendasar, kuncinya adalah pemulihan fungsi kekebalan pasca operasi, serta pencegahan metastasis dan kekambuhan kanker.
Kemoradioterapi: radioterapi dan kemoterapi adalah pedang bermata dua, membunuh sel kanker sekaligus menyebabkan kerusakan pada sel normal. Sekitar 60% pasien kemoterapi akan mengalami gejala mual, muntah serta kehilangan nafsu makan. Muntah secara berlebihan dapat menyebabkan dehidrasi, gangguan elektrolit, kelemahan dan penurunan berat badan yang dapat menurunkan kualitas hidup pasien.
Seiring kemajuan dan perkembangan teknologi perawatan medis, semakin banyak pasien kanker di Indonesia memilih pengobatan kanker dengan terapi Minimal Invasif. Apa saja keunggulan dari terapi Minimal Invasif jika dibandingkan dengan bedah konvensional dan kemoradioterapi? Pasien apa yang dapat menerima terapi Minimal Invasif? Klik untuk konsultasi online atau hubungi 081297897859 untuk informasi lebih lanjut tentang pengobatan.
Menolak Kemoterapi Sistemik, Ibu dari Kanada Berhasil Melawan Kanker Payudara Stadium IV melalui Pengobatan Minimal Invasif
Michelle berasal dari Winnipeg, Kanada. Pada tahun 2013, ia didiagnosis menderita kanker payudara stadium II dan menjalani mastektomi di rumah sakit setempat. Pada tahun 2017, kankernya kambuh dan memburuk menjadi stadium IV. Dokter RS setempat menyarankan pengobatan lanjutan dengan radioterapi + kemoterapi, namun ia menolak mengingat efek samping kemoradioterapi.
Pada 30 Januari 2018, Michelle datang ke St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou. Setelah tim medis MDT berdiskusi, ditetapkan rancangan pengobatan berupa Intervensi + Brachytherapy. Setelah menjalani 3x Intervensi dan 2x Brachytherapy, hasil CT menunjukkan bahwa tumor Michelle telah mengecil secara signifikan. Sebelum meninggalkan rumah sakit, Michelle berkata dengan gembira: "Jika Anda sedang mencari metode pengobatan kanker minim efek samping dan secara efektif dapat meningkatkan kualitas hidup pasien kanker, pengobatan Minimal Invasif dapat membantu Anda.”
Untuk mengetahui lebih lanjut kisah perjuangannya melawan kanker, silakan klik:
Pengobatan Minimal Invasif VS Pengobatan Konvensional, Sayatan 2mm, Pemulihan Cepat, Minim Efek Samping
Peng Xiaochi, kepala ahli onkologi St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou mengatakan bahwa seiring perkembangan perawatan medis, semakin banyak pasien kanker stadium lanjut dan keluarga mereka mulai menjadikan pengobatan Minimal Invasif sebagai pengobatan pilihan. Dibandingkan operasi konvensional, radioterapi dan kemoterapi sistemik, metode ini memiliki keistimewaan minimal invasif, dapat dilakukan berulang kali, akurat, minim komplikasi, pemulihan cepat dan efektif, merupakan metode yang tidak dapat digantikan oleh disiplin ilmu lain. Apa keunggulan pengobatan Minimal Invasif?
1.Minimal invasif: Dibandingkan operasi konvensional, diameter pisau bedah untuk pembedahan minimal invasif hanya 0,1mm. Umumnya terdiri dari 1-4 sayatan kecil yang masing-masing sayatannya kurang dari 2mm, jauh lebih kecil dari operasi konvensional.
2.Aman: Berbeda dari pengobatan konvensional, pengobatan minimal invasif tidak menggunakan pisau, tidak ada anestesi, langsung ke lesi tumor, memaksimalkan efek pengobatan sekaligus meminimalkan kerusakan pada jaringan normal,
3.Dapat dilakukan berulang kali: Karena pengobatan minimal invasif minim luka, maka dapat dilakukan berulang kali tanpa mempengaruhi pemulihan tubuh pasien.
4.Pemulihan cepat: Rata-rata pasien dapat turun dari ranjang 21 jam setelah operasi minimal invasif dan kembali beraktivitas normal dalam waktu sekitar 2 minggu, tetapi operasi konvensional mungkin membutuhkan waktu dua kali lebih lama.
5.Mematikan kanker secara tuntas: Pengobatan minimal invasif mematikan kanker lebih tuntas dan setelah sel tumor mati, sistem kekebalan manusia dapat menghasilkan antibodi spesifik terhadap antigen tumor ketika membersihkan jaringan tumor yang mati, dan menggerakkan sistem kekebalan tubuh untuk selanjutnya membunuh tumor.
Terapi Minimal Invasif Bertarget Gabungan Pengobatan Timur-Barat, Pengobatan Pilihan untuk Pasien Kanker Stadium Lanjut
Di St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou, 18 terapi minimal invasif bertarget dipadukan dengan pengobatan Timur-Barat telah menjadi pengobatan pilihan untuk pasien kanker dari Asia Tenggara seperti Indonesia, Thailand, Malaysia dan Vietnam.
1.Intervensi—Peningkatan Kemoterapi Sistemik, Konsentrasi Obat 8-9 kali Lebih Tinggi dari Kemoterapi Sistemik
Intervensi adalah peningkatan kemoterapi sistemik. Obat dimasukkan langsung melalui aorta penyuplai darah untuk proses embolisasi dengan konsentrasi obat 8-9 kali lebih tinggi daripada kemoterapi sistemik. Intervensi dapat secara akurat mengobati lesi melalui peralatan pencitraan modern, secara maksimal mengontrol obat di daerah lesi.
Cocok untuk: tumor padat seperti kanker payudara, kanker hati, kanker paru, kanker usus, kanker nasofaring, dan limfoma.
Apakah saya cocok menjalani intervensi? Segera hubungi 081297897859 atau konsultasi online
2.Brachytherapy—Kemoradioterapi Bersamaan, Lebih Aman dan Efektif
Brachytherapy dilakukan di bawah panduan CT atau USG, partikel radioterapi dan partikel kemoterapi ditanamkan secara bergantian ke dalam tumor untuk memaksimalkan pembunuhan jaringan tumor tanpa merusak jaringan normal. Teknologi ini sederhana, aman, minimal invasif dan memiliki insiden komplikasi yang rendah, merupakan metode pengobatan yang sangat baik untuk tumor stadium akhir.
Cocok untuk: tumor padat seperti kanker, kanker nasofaring, limfoma, kanker pankreas, dan kanker hati.
Apakah saya cocok menjalani Brachytherapy? Segera hubungi 081297897859 atau konsultasi online
3.Cryosurgery—“Memotong" Tumor Seperti Pisau Bedah
Cryosurgery: Juga dikenal sebagai "pisau Ar-He", bukan pisau bedah dalam arti sebenarnya, tetapi dapat "memotong" tumor seperti pisau bedah. Akurat menghancurkan jaringan tumor dengan suhu dingin dan panas, minim luka, minim kerusakan terhadap jaringan normal, dapat dilakukan berulang.
Cocok untuk: tumor padat seperti kanker payudara, limfoma, kanker pankreas, kanker hati, dan kanker nasofaring.
Apakah saya cocok menjalani Cryosurgery? Segera hubungi 081297897859 atau konsultasi online
4.Pengobatan Timur & Barat—Dikombinasikan dengan Pengobatan Minimal Invasif, Meningkatkan Kekebalan Tubuh, Mengurangi Efek Samping Pengobatan
Selain pengobatan minimal invasif yang canggih, pengobatan China juga merupakan fitur pengobatan utama St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou. Yaitu kombinasi pengobatan China dan teknologi minimal invasif, tidak hanya dapat secara akurat dan efektif membunuh sel kanker, tetapi juga dapat membuang efek yang buruk, mengurangi efek samping pengobatan, meningkatkan kekebalan tubuh, meminimalisir kekambuhan dan meningkatkan kelangsungan hidup pasien.
Klik untuk mengetahui lebih lanjut tentang teknologi pengobatan minimal invasif lainnya
Jika Anda memiliki pertanyaan tentang teknologi pengobatan kanker Minimal Invasif, dapat menghubungi kami di 081297897859. Kami memiliki kantor perwakilan di Jakarta, Surabaya dan Medan, Anda juga dapat mengisi formulir reservasi untuk Konsultasi GRATIS di kantor perwakilan.
Form Appointment