Pasien Indonesia bernama Ripin pada akhir tahun 2016 terdiagnosa kanker hati stadium 4 di rumah sakit Penang Malaysia. Setelah diperkenalkan oleh salah satu temannya, ia berkonsultasi di kantor perwakilan Medan, pada bulan Juni 2017 ia tiba di St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou melakukan pengobatan Minimal Invasif. Setelah melewati 3 kali pengobatan Microwave Ablation, 1 kali intervensi, terapi ozon dan natural terapi, tumor pada bagian hati nya sudah mati, dan kondisi saat ini stabil.
Serangan Kanker Hati, Hadapi Dengan Optimis
Ripin, 66 tahun, asal Medan Indonesia mempunyai riwayat Hepatitis B dan sirosis hati. Pada bulan Desember 2016 saat melakukan pemeriksaan di rumah sakit Penang Malaysia, menemukan bahwa penanda tumor AFP nya meningkat, sirosis hati kini berubah menjadi kanker. Pada akhirnya melalui pemeriksaan CT scan, hasilnya menunjukkan ditemukannya tumor hati pada bagian kiri, melalui pemeriksaan biopsi sudah memastikan bahwa kanker hati stadium 4. Dokter dari rumah sakit Penang menyarankan Ripin untuk melakukan operasi pengangkatan benjolan tersebut, namun karena mempertimbangkan usia yang sudah lanjut, tingkat risiko yang tinggi, sakit pada luka sayatan, mudah menyebar dan pemulihan yang sulit, Ripin dan keluarga menolak saran yang diberikan oleh dokter.
Ripin adalah seorang supir mobil barang, pada hari biasanya ia bertanggung jawab atas pengiriman barang ke pabrik, ia sangat senang berbincang dengan para pekerja, dengan optimis ia berkata, “Saat seseorang sudah jatuh sakit, selalu memikirkan kondisinya, sepanjang hari tidak bersemangat, dengan kondisi seperti ini bisa memperburuk kondisi, harus lebih optimis, harus sering berinteraksi dengan orang lain, berbincang dengan mereka.” Setelah dia jatuh sakit, dia tetap bekerja dan hidup dengan optimis.
Teman-teman sekitar Ripin sangat peduli akan kondisinya, dengan mengobrol dengan teman-temannya, Ripin mengetahui bahwa banyak pasien Indonesia yang terdiagnosa kanker pergi ke China mencari pengobatan minimal invasif. Ia berkata: “Banyak pasien kanker dari Indonesia berkata bahwa pengobatan minimal invasif di China lebih maju, hasil pengobatannya lebih baik, tidak akan mual muntah, rambut rontok. Anggota keluarga juga mendukung saya untuk datang ke China melakukan pengobatan minimal invasif.”
Kemudian, menurut rekomendasi temannya, Ripin datang ke St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou yang ada di kota Medan untuk berkonsultasi. Saat berkonsultasi di St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou mengenai pengobatan kanker hati, setelah memahami pengobatan minimal invasif, prosedur rawat inap dan kepengurusan visa, Ripin memutuskan untuk pergi ke Guangzhou China melakukan pengobatan.
CT Scan terbaru, Nov 2017, tumor hatinya telah mati
Memilih Teknologi Pengobatan Maju, Menjalankan Pengobatan Kanker Hati di Luar Negeri
Tanggal 13 Juni 2017, Ripin dengan didampingi oleh temannya tiba di St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou melakukan pengobatan minimal invasif. Pada hari kedua, tim medis multidisplin (MDT) memberikan pemeriksaan, dan berkonsultasi dengannya, melalui konsultasi dan diskusi bersama, dokter berdasarkan kondisinya memberikan rancangan pengobatan: 3 kali Microwave Ablation, 1 kali metode Intervensi, Terapi Ozon dan Natural Terapi.
Dokter Lin Jing sebagai dokter penanggung jawab Ripin menjelaskan, “Dengan pertimbangan usia dan kondisi fisik pasien, serta ia tidak berharap melakukan operasi, kami merekomendasikan kepadanya untuk melakukan pengobatan Microwave Ablation. Prinsip Microwave Ablation adalah menggunakan alat panduan seperti USG, CT Scan, MRI dan perangkat pencitraan lainnya, memasukkan jarum eletroda langsung ke pusat tumor, menggunakan gelombang mikro untuk menghancurkan sel kanker. Pengobatan kanker hati dengan Microwave ablation berkembang setidaknya sudah 30 tahun, dalam beberapa tahun terakhir ini teknologi terus berkembang, terutama digunakan untuk mengobati kanker hati, kanker paru, nodul tiroid, kanker payudara, kanker tulang, fibroid, kanker pankreas, kanker ginjal, kanker dan tumor padat lainnya, cocok juga bagi pasien kanker yang enggan melakukan operasi. Microwave Ablation memiliki efektivitas yang tinggi, hasil yang baik, tidak ada efek samping pada jaringan normal."
“Saat pertama kali melakukan Microwave Ablation, disuntikkan anestesi, dokter memasukkan jarum elektroda ke bagian dada saya, pada saat itu hanya merasakan sedikit rasa sakit, kemudian pelan-pelan saya tertidur, saya terbangun operasi juga sudah selesai, saya kembali ke kamar saya. Setelah beberapa saat, saya dapat turun dari tempat tidur dan berjalan. Tidak ada efek samping, saya tidak mual muntah, rambut tidak rontok, tidak lama setelah melakukan Microwave Ablation, saya dan teman saya bermain ke Pagoda Guangzhou, dimana pemandangan yang ada di sana spektakuler dan indah. Jika kalian ada kesempatan harus mengunjungi.”Kata Ripin sambil tersenyum.
Pelayanan yang Ramah dan Nyaman, Sungguh Mengesankan
Selama pengobatan, yang membuat Ripin sangat terkesan adalah rumah sakit St. Stamford Modern Cancer Hospital Guanzghou memiliki pelayanan yang perhatian, nyaman dan pelayanan yang mudah digunakan. Rifin berkata: "Ini adalah ke-3 kalinya saya datang kontrol kembali ke rumah sakit, dan sebelumnya saya belum pernah ke China. Saya khawatir dengan visa saya, saya khawatir tidak tersedia kamar di rumah sakit. Kemudian staf kantor perwakilan Medan membantu saya untuk mengurus visa. Setelah sampai di China, staf rumah sakit menjemput saya di bandara, mengatur tempat tinggal untuk saya, ketika saya kembali ke Indonesia, staf rumah sakit juga mengantar saya kembali ke bandara. halini sangat baik, sangat praktis, fokus pasien hanya pada perawatan, yang lain tidak perlu khawatir. "
Pada bulan November 2017, Ripin ke 4 kalinya kembali ke St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou melakukan pemeriksaan ulang, setelah melewati 3 kali Microwave Ablation, 1 kali metode Intervensi Embolisasi, Terapi Ozon dan Natural Terapi, pemeriksaan MRI yang terbaru menunjukkan hasil bahwa tumor sudah mati. Kondisi tubuhnya pun stabil, pemulihan yang baik, selanjutnya hanya perlu pemeriksaan ulang setengah tahun sekali.