Cheung Sai-Juan, 56 tahun, sayangnya menderita kanker serviks yang telah dianggap sebagai “pembunuh wanita yang paling kuat”. Hidup dalam kemiskinan, ia sakit parah, dan namun tidak menyerah pada nasib, pergi kemana-mana untuk pengobatan. Untungnya, dia mendapatkan uluran tangan dari Modern Cancer Hospital Guangzhou, rumah sakit yang melalui bantuan dana yang diberikan sekitar 30.000 yuan, akhirnya membiarkan dia mendapatkan kembali kesehatan reproduksi dan kegembiraan.
Tuhan menciptakan manusia, perkembangan kista rahim menciptakan kanker serviks
Mrs Zhang, 56 tahun, lahir di sebuah keluarga pada umumnya. Setelah menikah, pasangan ini mengandalkan pekerjaan sementara untuk menghidupi keluarga mereka, miskin tapi penuh kasih dalam hidup. Mrs Zhang lahir dengan suara yang bagus, bagaikan burung yang sedang bernyanyi. Biasanya setelah dia bekerja, hal pertama yang dilakukan adalah membuka DVD player. Untuk mendukung keluarga mereka, dia masih bekerja keras sampai malam memodifikasi pakaian dengan mesin jahit, suara pedal mesin jahit dicampur dengan suara Teresa, hidup rasanya mengalir naik dan turun, seperti sebuah lagu yang manis didengar.
Namun ketika sedang tenggelam dalam saat-saat bahagia, sayangnya ketidak-beruntungan menghampiri tubuhnya. Dua tahun lalu, dalam diri Mrs Zhang ditemukan kista rahim, operasi pengangkatan dilakukan di rumah sakit lokal Indonesia. Namun penyakit ini tidak membiarkan begitu saja dilewati. Pemeriksaan ulang dokter Indonesia menginformasikan rahimnya bermasalah, dan didiagnosa menderita kanker serviks. "Ini seperti langit yang jatuh, seperti dunia yang hilang suaranya, tidak lagi bernyanyi, bernapas pun tertahan." "Metastasis sel kanker, jika menggunakan terapi radiasi dan kemoterapi, membutuhkan besar biaya pengobatan yang besar. Ia yang mengambil hasil laboratoriumnya, hanya bisa diam di tempat dan tidak dapat melangkah.
Perut pun rasanya tidak enak, makan pun langsung muntah, setelah muntah baru makan lagi. Dengan sekuat tenaga makan sedikt demi sedikit,jika tidak makan tidak ada tenaga, tidak bisa menerima terapi radioterapi dan kemoterapi penyiksaan." Mengingat kembali saat mengalami terapi radiasi dan kemoterapi di Indonesia, Mrs Zhang menggambarkan hari-hari itu seperti “hidup segan mati tak mau”.
Pengobatan di dalam negeri tidak mampu, pengobatan luar negeri mengulurkan tangan
Setelah rasa sakit pergi, kondisi tubuh tidak mengarah ke lebih baik. Acrococcygeal dan kaki kanan semakin lama semakin sakit, tubuh sangat tidak enak rasanya. Dokter menyatakan kekecewaannya, sel-sel kanker tidak sensitif terhadap radioterapi dan kemoterapi konvensional.
Hatinya sakit: menghabiskan uang tetapi tidak berhasil, lalu bagaimana menghilangkan penyakit ini? Kemudian ia menghubungi ke pasien yang sembuh setelah berobat di Modern Cancer Hospital Guangzhou, lalu ia segera pergi ke Modern Cancer Hospital Guangzhou dan mengungkapkan tekad bahwa ia sangat bersemangat untuk Modern Cancer Hospital Guangzhou untuk pengobatan.
Pengobatan di Indonesia telah menghabiskan banyak uang, keluarga miskin tidak bisa membayar dan membiayai pengobatan di China. Mrs Zhang hanya dapat datang dengan uang 40000 yuan untuk pengobatan, dan tidak bisa memutuskan. Ia telah beberapa kali berkonsultasi ke kantor Modern Cancer Hospital Guangzhou, ia sangat tersentuh oleh staf kantor. Modern Cancer Hospital Guangzhou dalam rangka meneruskan semangat kemanusiaan yayasan Bo Ai, mengulurkan tangan untuk membantu, dan bantuannya berupa menghilangkan beberapa biaya pengobatan sekitar 30.000 yuan.
Pakar Modern Cancer Hospital Guangzhou Menghadiri Penelitian CT Scan
Lagu Teresa Teng adalah obat penghilang rasa sakit saya
Pada pertengahan Januari 2011, Mrs Zhang tiba di Modern Cancer Hospital Guangzhou. Setelah melakukan CT scan dinyatakan : kanker serviks, metastasis peritoneal, tumor perut bagian bawah sebesar 6 cm x 6cm. Pada kedua sisi keterlibatan otot psoas, panggul kanan dan hidrosefalus yang tepat atas ringan ureteral, ekspansi, mediastinum dan bilateral kelenjar getah bening supraklavikula, kelenjar getah bening kiri untuk 1.0cm x 2.0cm.
Saat pasien masuk rumah sakit, sacrococcygeal dan kaki kanannya sangat sakit sampai tidak bisa berjalan, bagian perut juga sangat sakit saat di tekan, seringkali memiliki gejala demam, hanya bisa berbaring di tempat tidur. Dokter Modern Cancer Hospital Guangzhou setelah memeriksa, beberapa tempat terjadi metastasis kelenjar getah bening pada pasien dan kanker serviks skuamosa terjadi setelah radioterapi dan kemoterapi, oleh karena itu saat ini dapat menggunakan metode local kenmotrapi dan penanaman radio partikel dengan 125I benih, serta menggunakan pengobatan herbal modern.
Di Indonesia, pasien belum pernah bersentuhan dengan biji 125I, harus memasukkan kemilau partikel logam dari ke dalam tubuh, merasa itu seperti peluru, apakah itu aman? Dokter dengan sabar menjelaskan kepada pasien: “partikel 125I bahkan lebih kecil dari sebutir beras, bisa memancarkan radiasi nuklida secara berkelanjutan, pendek dan efeknya sama seperti pisau bedah dalam membunuh sel tumor, juga dikenal sebagai pisau partikel.” Karena pengobatan biji partikel 125I komplikasinya lebih sedikit, efek samping yang ringan dan tidak mengakibatkan disfungsi organ yang serius, sehingga sebagian besar pasien yang ditanamkan partikel tidak merasakan apa-apa.
Pasien nyaman dalam menerima pengobatan, dan telah melakukan pengobatan dengan metode local kemotrapi, dan lesi retroperitoneal ditanamkan pada kedua sisi yang totalnya 90 partikel. Pemulihan pasien pascaoperasi sangat baik, demam menghilang dan fisik tidak merasa sakit, nilai KPS (kualitas skor kehidupan) 86.
Kamar Mrs Zhang terdengar lagi suara indah Theresa Balada. Dia bersedia untuk berpartisipasi di acara kebersamaan pasien Modern Cancer Hospital Guangzhou, bersama-sama dengan pasien lainnya mengeksplorasi metode-metode rehabilitasi, banyak pasien kanker di bawah bantuannya mendapatkan kembali kepercayaan diri, semuanya menyayanginya dan menyebutnya seperti obat penghilang rasa sakit. Mrs Zhang berkata sambil tersenyum: "lagu Theresa adalah obat penghilang rasa sakit saya, Modern Cancer Hospital Guangzhou dikirim oleh Tuhan untuk membantu saya, terima kasih kepada Modern Cancer Hospital Guangzhou."