“Jangan menyerah, harus yakin pada diri sendiri, yakin pada rumah sakit dan dokter. Asalkan kamu berdoa dengan tulus, menuruti pesan dokter, memperhatikan pola makan, pasti bisa sembuh.”
Lie Keuw Joen
Keluarga bahagia mengalami kesulitan
Pada suatu pagi di bulan Mei 2015, ibuku seperti biasa pergi ke gereja untuk berdoa, teman yang pergi bersamanya memperhatikan ada benjolan di leher kirinya, juga mendesaknya pergi ke rumah sakit untuk diperiksa. Hasil pemeriksaan menunjukkan Adenokarsinoma paru kiri stadium IV metastasis kelenjar getah bening leher sebelah kiri, ukurannya yang paling besar sekitar 3x2 cm. Bagi keluarga, kabar ini bagaikan petir di siang bolong. Saya sering menangis diam-diam tapi ibu tampak tenang. Dia mengatakan: “Saya selalu berdoa kepada Tuhan, jadi bagaimanapun saya percaya Tuhan akan membantu saya menemukan jalan keluarnya.” Sikap optimis ibu membuat kami merasa sedikit terhibur.
Awalnya kami meminta bantuan pada rumah sakit di Indonesia. Rancangan yang disarankan dokter adalah operasi pengangkatan tumor leher serta kemoradioterapi untuk pengobatan tumor di paru. Mempertimbangkan efek samping kemoradioterapi, apalagi usia ibu yang sudah lanjut, keluarga tidak ingin membuat dia menanggung penderitaan itu. Seiring perkembangan penyakit, ibu perlahan-lahan mengalami gejala nyeri sendi, punggung, pusing-pusing bahkan batuk berdarah. Kami sekeluarga mencari pengobatan ke mana-mana, tepat di saat merasa tidak berdaya, seorang sahabat memperkenalkan St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou kepada kami. Kemudian saya berkonsultasi dengan pihak kantor perwakilan rumah sakit di Jakarta dan mengetahui bahwa rumah sakit ini adalah rumah sakit khusus kanker dan tumor. Setelah dokter ahli di kantor perwakilan selesai melihat hasil pemeriksaan medis ibuku, beliau mengusulkan rancangan pengobatan dan memperkenalkan teknik pengobatan kanker di RS tersebut. Metode khusus Minimal Invasif yang dimiliki rumah sakit menarik perhatian saya karena kami belum pernah mendengar teknik pengobatan seperti ini di Indonesia.
September 2015, dengan perasaan yang gelisah, saya mendampingi ibu memulai perjalanan panjang dalam mencari pengobatan medis.
Pertemuan pertama dengan St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou, harapan baru
Ibu sangat senang dengan perjalanan kali itu, sebelum turun pesawat dia berkata pada saya“Saya selalu ingin datang berwisata ke China, akhirnya kali ini ada kesempatan.”Pada saat itu juga, wajahnya tersenyum ceria seperti anak kecil, membuat orang sama sekali lupa akan penyakitnya. Tampaknya dia menganggap kedatangannya ke China kali ini hanya sebagai perjalanan wisata. 22 September, staf RS menjemput kami dari bandara lalu mengantar kami ke RS. Pelayanan seperti ini membuat saya sangat terkejut, karena saya tidak pernah menerima perlakuan seperti ini di rumah sakit lain.
Pada hari kedua, setelah menjalani pemeriksaan lengkap dan tim ahli berdiskusi mengenai kondisi ibu, diputuskan menggunakan metode Intervensi dahulu. Walaupun ibu selalu optimis, tapi sebelum melakukan Intervensi untuk pertama kalinya, pasti ada kekhawatiran dalam hatinya, bagaimanapun dulunya dia selalu sehat, tidak pernah menjalani operasi besar. Setelah dokter menjelaskan prinsip pengobatan pada kami, ibu merasa jauh lebih santai. Setelah menjalani Intervensi untuk pertama kalinya, limfoma pada leher ibu mengecil secara signifikan, batuk darah juga berkurang, tidak lagi susah tidur pada malam hari karena nyeri punggung, nafsu makan juga membaik. Jarak waktu pengobatan selanjutnya adalah 1-2 bulan ke depan, maka kami pulang menunggu pengobatan berikutnya.
Lie Keuw Joen beserta putri dan perawat
Berpegang pada kepercayaan dan pantang menyerah, akan ada pelangi setelah hujan badai
Tidak lama setelah pulang dari RS, ibu memberitahuku suatu hari dia bermimpi melihat seberkas cahaya yang menyilaukan mata. Setelah didekati ternyata Yesus yang memberitahu dia agar jangan menyerah dan tetap bersemangat. Keesokan paginya begitu bangun tidur, ibu merasakan dirinya rileks dan lebih bersemangat, bahkan bisa bersih-bersih. Dia mengatakan mungkin ini petunjuk dari Tuhan yang membuktikan bahwa memilih St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou adalah keputusan tepat. Mimpi ini semakin meneguhkan tekad ibu untuk melanjutkan pengobatan, membuatnya semakin yakin dan berani. Keyakinannya yang tulus senantiasa memandunya, selama menjalani pengobatan di Guangzhou, dia juga sering berdoa dan pergi ke gereja pada hari Minggu.
Setelah menjalani pengobatan 4 kali pengobatan Intervensi, dikombinasikan Cryosurgery, Terapi Ozon dan Terapi Natural, kondisi tubuh ibu perlahan memulih, gejala batuk darah, sakit punggung, pusing-pusing sudah hilang, limfoma di leher telah hilang, tumor di paru kiri mengecil 50%. Menurut penjelasan dokter penanggung jawab, Yao Zhongping, ada harapan tumor akan menghilang sepenuhnya. Dalam kondisi normal, kelangsungan hidup pasien kanker paru stadium akhir hanya 10 bulan, sedangkan ibu didiagnosa kanker paru stadium IV sudah hampir 2 tahun. Sekarang ibu terlihat berseri-seri, sama sekali tidak mirip orang sakit. Saya mewakili keluarga berterima kasih dengan tulus pada St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou, dokter dan teknologi di sinilah yang memberikan kami harapan, sehingga keluarga kami mendapatkan kebahagiaan kembali.
Menghabiskan waktu yang menyenangkan di St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou
Selama tinggal di rumah sakit, meskipun berada di negeri orang tapi ibu dan saya tidak pernah merasa kesepian karena ibu orang yang lincah, sejak awal dia telah berteman baik dengan staf RS. Perhatian dari para perawat dan dokter membuat kami merasakan kehangatan keluarga di tengah kota yang asing ini.
Saya sudah 2 kali menemani ibu merayakan hari ulang tahun di RS dengan gembira. Kami bahkan mengundang perawat dan dokter untuk hadir, kami semua bersama menyanyikan lagu ulang tahun dan makan kue. Melihat wajah ibu penuh kebahagiaan kala itu, saya tidak dapat menahan air mata. Sepanjang perjalanan ini, daripada mengatakan saya menemani ibu melawan kanker, lebih baik mengatakan ibu menemani saya menanggungnya, karena selama ini dialah yang paling optimis, dia juga yang menghiburku. Ibu bisa mendapatkan efek pengobatan yang begitu baik, selain berkat teknik St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou yang hebat, keoptimisannya juga tidak bisa diabaikan.
Di waktu luang, saya dan ibu sering mengikuti kegiatan di RS seperti kontes makanan, lomba membungkus bakcang, pesta natal dll. Kegiatan-kegiatan ini mendekatkan hubungan kami dengan staf RS dan pasien lain, di sini kami seperti keluarga yang bersatu hati, bersama melewati masa sulit.
Sebelum keluar RS, ibu berkata kepadaku dengan tatapan mendalam: “Sangat berterima kasih pada putriku tercinta yang telah menemani saya menjalani hari-hari terpenting dalam hidupku ini. Ada kamu yang menemani, saya baru bisa melewati rintangan ini dengan lancar. Setelah menyelesaikan pengobatan kali ini, kita pergi bersama ke Shenzhen, Hongkong, Macau, bertamasya ke setiap penjuru negara yang indah ini.