Pasangan suami istri MULYADI GOUTAMA bersama dokter penanggung jawab, Tang Xiang dan perawat
Ia yang selamanya mengenakan baju dengan gambar kuda merah, wajahnya
berhiaskan senyuman cerah, ini merupakan kesan terdalam yang diberikan pasangan
suami istri MULYADI GOUTAMA. Saat pertama kali bertemu suami istri MULYADI
GOUTAMA, yaitu saat di malam perlombaan Open-Mic yang diadakan Modern Cancer
Hospital Guangzhou, pasangan ini menyanyikan lagu khas China
MULYADI GOUTAMA, yang tahun ini berusia 57 tahun adalah seorang pebisnis, dari dulu ia sama sekali tdak merokok dan minum alkohol, ia dan istrinya sangat gemar menyanyi, “Setiap minggu kami pasti mengundang teman untuk berkumpul di KTV, dan bernyanyi bersama”, ujar istrinya, Chen Yuzhu sambil tersenyum. Namun, siapapun tidak akan pernah menyangka, penyakit tanpa gejala ini pun menghancurkan ketenangan hidup pasangan suami istri ini.
Mencari pengobatan di negara lain, hanya demi mendapatkan pengobatan yang lebih baik
Agustus 2013, MULYADI GOUTAMA yang fisiknya yang selalu sehat, tiba-tiba merasakan sakit di perut bagian atas, kulitnya pun menguning, dengan mempertimbangkan pengobatan di rumah sakit lokal yang terbatas, suami istri ini memutuskan pergi ke negara lain untuk melakukan pemeriksaan dan pengobatan. “Pengobatan di Indonesia masih kurang canggih, banyak mesin dan teknik pengobatan yang tidak sebanding dengan rumah sakit di luar negeri, selain operasi dan kemoterapi, pada dasarnya tidak ada pengobatan lain, metode operasi memiliki risiko kematian yang besar.” Karena sebelumnya terdapat 2 anggota keluarga yang meninggal setelah melakukan pengobatan di Indonesia, Chen Yuzhu terlihat terguncang, dan bersikeras menolak suaminya berobat di rumah sakit setempat. Setelah melalu pertimbangan berulang kali, Kuala Lumpur menjadi pilihan mereka. Setelah sampai di Kuala Lumpur, pemeriksaan CT menunjukkan ia terdiagnosa kanker pankreas, dan harus melakukan pengangkatan. “Waktu operasi sangat panjang, dari jam 07.00, hingga jam 17.00, setelah operasi dokter mengatakan tidak perlu melakukan kemoterapi dan radioterapi, bisa langsung pulang”, tambah MULYADI GOUTAMA dan istrinya. Suami istri ini pun menuruti kata dokter, tidak lama setelah operasi mereka pun pulang ke Indonesia. Awalnya mereka kira perlombaan dengan dewa kematian ini telah berakhir, siapa sangka bahwa perlombaan ternyata baru dimulai.
Sebelum pengobatan
Kanker datang kembali, pencarian pengobatan menemui kesulitan
Februari 2014, MULYADI GOUTAMA yang awalnya telah divonis sembuh oleh dokter Kuala Lumpur sekali lagi merasakan sakit tidak tertahankan di perutnya, yang membuat suami istri ini terkejut adalah, sebelum ini terjadi mereka selalu rutin melakukan pemeriksaan ulang di Kuala Lumpur, dan hasilnya selalu normal. Chen Yuzhu khawatir akan tubuh suaminya, sekali lagi ia membawa suaminya melakukan pemeriksaan di Kuala Lumpur, hasilnya masih tetap tidak ada masalah. Setelah melakukan pemeriksaan berkali-kali, akhirnya pada 9 April 2014 hasil CT-Scan menunjukkan adanya “metastasis paru-paru setelah operasi”. Karena suami istri ini bukan warga Malaysia, rumah sakit ini menolak untuk melakukan pengobatan, dan menyarankan mencari rumah sakit lain untuk melakukan pemeriksaan dan pengobatan. "Kami menunggu beberapa hari di Kuala Lumpur, tapi tidak ada hasil," saat menceritakan hal ini, pasangan itu sedikit marah, karena proses menunggu satu hari mungkin telah membuang waktu yang berharga untuk suaminya menjalani pengobatan. "Yang paling membuat frustrasi adalah dokter Kuala Lumpur memberitahu kami bahwa tidak ada harapan pengobatan, ini benar-benar menyakitkan," kata Chen Yuzhu.
Tidak ada jalan pengobatan,“Modern Hospital” membawa harapan baru
Saat pasangan suami istri ini merasa cemas untuk memilih tempat berobat, adik perempuan Chen Yuzhu menemukan Modern Cancer Hospital Guangzhou melalui internet, dan menyaranan mereka untuk pergi berobat ke sana. Saat itu kondisi MULYADI GOUTAMA sudah semakin lemah, tidak ada waktu berpikir lagi, pasangan suami istri ini pun pergi berkonsultasi ke kantor perwakilan Modern Cancer Hospital Guangzhou di Kuala Lumpur. “Dokter di kantor perwakilan Modern Cancer Hospital Guangzhou di Kuala Lumpur mengatakan, penyakit saya masih bisa mendapatkan hasil pengobatan yang baik, beliau memperlihatkan foto pasien kanker sebelum dan sesudah pengobatan, dan memperkenalkan metode minimal invasive, perlakuan dokter dan metode pengobatan minimal invasive membuat kami yakin untuk berobat di Modern Cancer Hospital Guangzhou,” kata MULYADI GOUTAMA.
Intervensi + Cryosurgery, tumor mengecil sebanyak 80%
19 April 2014, suami istri MULYADI GOUTAMA datang ke Modern Cancer Hospital Guangzhou untuk melakukan pengobatan. “Kesan pertama mereka adalah, tidak peduli melakukan apapun, dokter tidak akan membiarkan pasien menunggu lama, proses pemeriksaan dan pengobatan dilakukan dengan cepat, tidak membuang waktu kami,” kata Chen Yuzhu.
Setelah MULYADI GOUTAMA masuk rumah sakit dan melakuan CT-Scan, hasilnya menunjukkan, “Kanker Pankreas dengan metastasis paru-paru”, setelah memahami keadaannya, tim MDT dengan cepat memutuskan serangkaian pengobatan, sampai saat ini MULYADI GOUTAMA telah melakukan 5 kali Intervensi dan 1 kali Cryosurgery. Menurut dokter penanggung jawab MULYADI GOUTAMA, Dr. Tang Xiang, saat ini tumornya telah mengecil sebanyak 80%, setelah melakukan Intervensi terakhir, ia pun diperbolehkan keluar rumah sakit. Berbicara mengenai pengalamannya berobat, MULYADI GOUTAMA mengungkapkan: “Dibandingkan dengan metode operasi di Kuala Lumpur, pengobatan minimal invasive di sini sama sekali tidak ada rasa sakit, hari kedua pasca tindakan, saya sudah bisa turun dari tempat tidur, hari kedua setelah Intervensi saya sudah pulih kembali, sudah dapat makan dan tidur dengan normal, saat ini saya merasa sangat baik.” Anak mereka yang berada jauh di Eropa juga sering menelepon untuk menanyakan keadaannya, “Saat saya memberitahunya keadaan pemulihan saya, ia terkejut tidak percaya,” kata pasangan suami istri MULYADI GOUTAMA sambil tertawa keras.
Sesudah pengobatan
Pasangan suami istri MULYADI GOUTAMA mempercayai ajaran agama Tao, penyakit dan penderitaan bisa diatasi, karena kepercayaan ini, saat rumah sakit mengadakan kegiatan naik gunung, tamasya, menyanyi, dan lain-lain, kita selalu dapat melihat keberadaa mereka di foto, keoptimisan mereka dengan kuat menyebar ke pasien lain di rumah sakit. Namun mereka lebih percaya lagi pada teknik pengobatan Modern Cancer Hospital Guangzhou, meskipun akan segera meninggalkan rumah sakit, Chen Yuzhu dengan tulus memperkenalkan rumah sakit pada pasien kanker lainnya, “Saya ingin membuat lebih banyak orang memahami teknik ini, agar tidak lagi menderita kanker,” kata Chen Yuzhu.