Apa saja metode pengobatan untuk pasien kanker? Di Indonesia, operasi, kemoterapi sistemik, dan radioterapi adalah pilihan yang dihadapi banyak pasien kanker dan keluarganya. Untuk pasien yang tidak dapat menjalani operasi dan radioterapi, kemoterapi sistemik tampaknya menjadi satu-satunya pilihan pengobatan bagi banyak pasien.
Kemoterapi sistemik adalah pengobatan untuk membunuh sel kanker melalui obat-obatan kimia. Merupakan metode pengobatan sistemik, baik secara oral maupun intravena, obat kemoterapi akan mengikuti aliran darah dan mengalir ke sebagian besar organ dan jaringan di seluruh tubuh. Oleh karena itu, kemoterapi telah menjadi pilihan pertama untuk pengobatan tumor hematologi ketika imunoterapi dan obat-obatan bertarget belum muncul. Bahkan dalam pengobatan tumor padat tertentu, tingkat efektivitasnya dapat mencapai lebih dari 80%.
Namun, efek samping dari kemoterapi juga sangat jelas. Untuk meningkatkan hasil pengobatan dan tingkat kelangsungan hidup jangka panjang, semakin banyak pasien dan keluarga mereka mulai menyatakan dengan jelas, "Menolak kemoterapi sistemik!"
Tiga Kali Kemoradioterapi Memperburuk Kondisi Pasien Kanker Ovarium Stadium II Menjadi Stadium IV
Landriany adalah seorang pasien kanker ovarium asal Surabaya, Indonesia. Tahun 2014 ia didiagnosa kanker ovarium stadium II, dengan ukuran tumor 6cm. Setelah menjalani operasi, kankernya kambuh dan menyebar ke usus, ia pun menjalani kemoterapi sistemik. Setelah menjalani 3 kali kemoradioterapi, tumor yang tadinya berukuran 6cm membesar hingga 11cm, kankernya menjadi stadium 4, ia menjadi kesulitan BAB dan BAK, serta mengalami nyeri yang makin hebat. Kemoterapi membuatnya sering merasa mual, muntah dan rambut rontok.
Bagaimana Landriany memerangi kanker melalui pengobatan Minimal Invasif? Klik untuk info selengkapnya
Kemoterapi Sistemik : Efek Samping Signifikan, Merusak Organ Normal
Karena kemoterapi sistemik adalah pengobatan sistemik, obat kemoterapi "tidak bisa membedakan antara musuh dan diri sendiri", membasmi sel kanker sekaligus membunuh sel normal. Menyebabkan kekebalan tubuh menurun secara signifikan dan rambut rontok pada pasien kemoterapi. Efek samping lain termasuk ketidaknyamanan pencernaan, seperti mual, muntah, serta kerusakan pada hati, ginjal, jantung dan paru-paru, bahkan yang lebih serius lagi bisa memicu kanker primer kedua.
Oleh karena itu, seiring semakin berkembangnya teknologi pengobatan kanker, keunggulan dari kemoterapi sistemik perlahan melemah. Metode alternatif untuk kemoterapi sistemik—Intervensi Microcatheter Superselection telah menjadi pengobatan pilihan bagi banyak pasien kanker Indonesia.
Intervensi Microcatheter Superselection : Meningkatkan Konsentrasi Obat 16 Kali, Akurat Membunuh Kanker, Tidak Merusak Sel Normal
Karena peralatan medis yang kuno atau tingkat keterampilan dokter yang terbatas, kateter Intervensi yang sekarang ada di Indonesia tidak dapat masuk ke pembuluh darah yang berliku-liku dan kecil, memasukkan obat atau embolisasi ke beberapa pembuluh arteri yang terhubung dengan tumor, menyebabkan jaringan normal lain di luar tumor “terkena obat” atau “terembolisasi”, efek samping pada pasien setelah pengobatan cenderung lebih besar, bahkan terkadang dapat memengaruhi fungsi organ internal normal lainnya.
Dalam hal ini, St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou memperkenalkan teknologi Intervensi Microcatheter Superselection canggih, yang merupakan peningkatan dan pembaruan terapi Intervensi yang sekarang ada di Indonesia.
Apa Itu Intervensi Microcatheter Superselection?
Intervensi Microcatheter Superselection adalah metode pengobatan yang menggunakan microcatheter di dalam setiap arteri tumor, selanjutnya obat anti-kanker akan disuntikkan tepat di pusat tumor. Dengan begitu konsentrasi obat akan meningkat, tumor akan mendapatkan seluruh obat anti-kanker, dan embolisasi arteri tumor akan lebih akurat. Dibandingkan dengan metode Intervensi konvensional, Microcatheter Superselection lebih akurat, pengobatan lebih menyeluruh, lebih efektif dan membuat tumor “keracunan” hingga “mati kelaparan”.
Tumor terus mengecil dalam terapi intervensi
Keunggulan Microcatheter Superselection
1. Akurat : Penetrasi obat melalui pembuluh darah arteri sampai ke setiap tumor
2. Efektif : Konsentrasi obat 16 kali lebih tinggi daripada kemoterapi intravena
3. Aman : Tidak merusak jaringan normal organ internal di sekitar tumor, lebih sedikit komplikasi pasca operasi
4. Terjamin : Tumor tidak mudah kambuh dan menyebar
Ruang Lingkup Pengobatan Microcatheter Superselection
Metode Microcatheter Superselection mempunyai ruang lingkup yang sangat luas, cocok untuk pengobatan tumor padat di semua bagian tubuh, termasuk hati, pankreas, paru-paru, ginjal, prostat, payudara, ginekologi dll.
Ingin menjalani Intervensi Microcatheter Superselection? Klik untuk konsultasi online atau hubungi kami di 0812 97897859!
Pengobatan Komprehensif Minimal Invasif Membantu Mereka Terbebas dari Derita Kemoterapi Sistemik
Sebagai penyakit sistemik komprehensif, kanker tidak dapat diobati dengan mengandalkan satu metode pengobatan saja. Tim medis MDT St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou memberikan diagnosis dan pengobatan terhadap pasien dengan menggabungkan terapi Intervensi Microcatheter Superselection, TCM, Terapi Minimal Invasif Bertarget, NanoKnife, Brachytherapy dan metode lain, hingga kini sudah ada puluhan ribu pasien kanker Indonesia yang berhasil melawan kanker di sini!
“Tahun 2008 awal masuk ke rumah sakit, saya tidak dapat berjalan, untungnya saya memilih pengobatan Minimal Invasif. Ketika saya kembali ke rumah sakit, sel kanker saya sudah menghilang, sampai hari ini sudah 11 tahun berlalu, kanker saya tidak ada gejala kekambuhan, St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou memberikan saya kesempatan hidup kedua!”
Elly – Limfoma—Bertahan 11 Tahun (Tahun 2008-2019)
Tahun 2008, Elly didiagnosa Limfoma stadium 3, ia menjalani operasi dan pengobatan tradisional, namun pengobatan tersebut tidak membuat kondisinya membaik, malah memburuk. Parahnya, di bagian leher terdapat tumor sebesar 10cm, kondisi fisiknya lemah, berat badan turun 7kg, ia menjadi sulit berjalan, serta mengandalkan infus untuk bertahan hidup. Bulan Mei 2008, melalui rekomendasi teman, Elly datang ke St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou, setelah menjalani Intervensi dan pengobatan kombinasi lainnya, tumor di lehernya mengecil, dan kondisi fisiknya normal kembali. Bulan November 2008, hasil CT scan menunjukkan sel kankernya sudah mati secara menyeluruh, ia diperbolehkan keluar rumah sakit. Sampai saat ini sudah 11 tahun berlalu, terakhir bulan Mei 2016, Elly kembali ke rumah sakit untuk melakukan kontrol rutin dan tidak ditemukan adanya gejala kekambuhan, tidak berbeda dengan orang normal lainnya. Ia mengatakan, “St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou memberikan saya kesempatan hidup kedua!”
Hatta – Kanker Rektum—Bertahan 12 Tahun (Tahun 2007-2019)
Tahun 2007, Hatta didiagnosa kanker rektum, dokter menyarankannya untuk segera menjalani operasi, dan bersiap untuk membuat anus buatan. Tetapi ia menolaknya, ia tidak ingin hidup dengan membawa kantong kotoran selamanya. Setelah itu, Hatta mendapatkan informasi mengenai pengobatan Minimal Invasif bertarget di St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou, metode pengobatan ini tidak memerlukan operasi, namun dapat mencapai hasil yang setara dengan operasi. Karena itu pada bulan April 2007, ia datang ke St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou, setelah menajalani Intervensi, radioterapi lokal dan pengobatan kombinasi lainnya, gejala BAB berdarah dan tumornya menghilang. Setelah itu, Hatta rutin kembali kontrol ke rumah sakit setiap tahun, tidak ditemukan tanda-tanda kekambuhan ataupun penyebaran. Dapat dilihat, prediksi Hatta sesuai harapan. Sampai saat ini, sudah 12 tahun berlalu, kankernya Hatta tidak ditemukan kekambuhan.
Tidak ingin menjalani operasi konvensional, radioterapi, dan kemoterapi sistemik? Ingin mencari metode pengobatan kanker yang lebih canggih? Anda dapat menghubungi kami di 0812 97897859 atau mengisi form di bawah ini, kami akan segera menghubungi Anda. Mari bersama melawan kanker!
Form Appointment