Di Indonesia, banyak pasien kanker yang takut dengan efek samping dari operasi dan kemoradioterapi memilih untuk menjalani pengobatan herbal. Tidak diragukan lagi, obat herbal mempunyai efek yang signifikan untuk berbagai penyakit tak tersembuhkan, termasuk untuk kanker.
Namun, Ahli Onkologi St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou menjelaskan, jika hanya hanya dilihat dari efek pengobatan pasien lain lalu memutuskan untuk menerapkannya pada diri sendiri, hal ini sangat mungkin dapat memperburuk penyakit, karena kondisi setiap pasien berbeda-beda, sehingga pengobatan yang dibutuhkan juga pasti tidak sama, ditambah lagi kanker adalah penyakit yang rumit, banyak orang tidak mempunyai waktu untuk mempertimbangkan, sekali salah mengambil keputusan, hal ini dapat memperburuk penyakit, sehingga menyebabkan perkembangan penyakit dari tahap awal memasuki tahap akhir, menunda untuk mendapatkan pengobatan terbaik.
Kasus Pasien:
1.Pengobatan Kanker Non Medis, Membuat Pasien Kanker Payudara Memasuki Stadium IIIB
Yang Shu Rong adalah seorang pasien kanker payudara asal Indonesia.
Bulan Mei 2011, ia didiagnosa kanker payudara di Indonesia, dikarenakan riwayat kanker keluarga, ditambah lagi ibunya meninggal setelah menjalani operasi dan sel kankernya menyebar, Yang Shu Rong memilih untuk menjalani pengobatan konservatif. Sampai bulan Mei 2013, bukan hanya kondisi penyakitnya yang memburuk, malah benjolan kecil di payudara kirinya membesar hingga 10x10cm, kelihatannya seperti bola berwarna ungu kehitaman, bahkan terdapat cairan yang keluar dari payudara, dalam waktu bersamaan muncul benjolan getah bening di ketiak kiri (2x3cm). untuk meringankan rasa sakit, ia bahkan membeli 10 ekor lintah, agar lintah tersebut menghisap darah dalam tumor.
Semua usaha sudah dilakukan, tetapi cara ini tidak meringankan penyakit Yang Shu Rong. Tanggal 6 Mei 2013, pada saat ia datang ke St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou, kondisi penyakitnya sudah menjadi karsinoma duktal invasif stadium IIIB, yang berarti kanker payudara sudah memasuki stadium lanjut!
Di St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou, Yang Shu Rong menjalani metode pengobatan “mastektomi payudara kiri + Intervensi”. Operasi berjalan dengan lancar, tumor dan jaringannya hilang. Setelah operasi, Yang Shu Rong menjalani Intervensi. Sampai saat ini, ia sudah bertahan hidup selama 7 tahun, tidak ada gejala kekambuhan, kondisi fisiknya pun sangat sehat.
2.Pengobatan Herbal Kanker, Membuat Kondisi Pasien Kanker Rektum Stadium IV Memburuk
Hendry Anggles, asal Surabaya, Indonesia. Pada bulan Juli 2016, kondisi fisiknya yang sehat mengalami gejala BAB berdarah, diare, gangguan ekskresi dan gejala lainnya. Di rumah sakit Surabaya, melalui pemeriksaan kolonoskopi, ia didiagnosa kanker rektum stadium IV, tumor berjarak 2 cm dari anus. Menghadapi kenyataan ini, Hendry Anggles yang tidak memiliki riwayat kanker dalam keluarga, dan tidak mengalami keluhan apapun menjadi sangat takut dan sedih, bahkan yang lebih buruknya lagi, semua dokter di Indonesia maupun di Malaysia menyarankannya untuk menjalani operasi. Karena mempertimbangkan konsekuensi ketidaknyamanan BAB di kemudian hari, Hendry Anggles dan keluarga pun menolak hal itu.
Setelah pulang ke rumah, Hendry Anggles mendengar saran dari temannya, ia mulai mencari pengobatan herbal untuk kanker rectum. Bukannya membaik seperti yang ia harapkan, pada bulan Juli 2017, ia mulai merasakan sakit di bagian anus, sulit BAK dan gejala lainnya, bahkan gejala BAB berdarah yang dialaminya semakin memburuk, hal ini membuat Hendry Anggles dan keluarga sangat panik.
Beruntungnya, dibantu oleh keluarga, Hendry Anggles datang ke St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou menjalani metode pengobatan “Intervensi + Brachytherapy ”, tumor yang awalnya berukuran 8*10cm mengecil hingga 2cm, sampai saat ini kondisinya sudah normal kembali. Sebelum keluar dari rumah sakit, Hendry Anggles mengatakan, “Di Indonesia dan Malaysia, dokter menyarankan saya untuk menjalani operasi, tetapi saya menolak, karena berarti saya harus hidup membawa kantong kotoran seumur hidup saya, beruntungnya, di sini saya mendapatkan jawaban yang berbeda, operasi bukanlah satu-satunya pilihan pengobatan bagi pasien kanker rektum!”
3.Linda Liliana Sitompul - Pasien Kanker Endometrium : Pengobatan Herbal Tidak Dapat Menyelamatkan Saya
Februari 2014, saya yang sudah menopause mengalami pendarahan. Sebelum terdiagnosa, dari teman-teman saya yang terkena kanker, saya tahu bahwa kemoradioterapi dan operasi sangat menakutkan, maka dari tiu, saya menolak untuk menjalani operasi dan kemoradioterapi.
Setelah didiagnosa kanker endometrium, untuk meringankan penyakit, saya hanya menjalani pengobatan herbal, namun obat herbal tidak menyembuhkan penyakit saya, gejala pendarahan saya semakin parah. Saya pun segera diantar ke rumah sakit, sampai akhirnya saya didiagnosa kanker endometrium stadium III.
Tahun 2014, saya menjalani operasi radikal endometrium + Intervensi + Imoterapi di St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou. Tahun 2017, hasil CT-scan tidak menunjukkan adanya gejala kekambuhan, sampai hari ini sudah 4 tahun berlalu, saya tetap sehat!
Dokter Onkologi St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou – dr. Peng Xiao Chi mengatakan, meskipun obat herbal memiliki khasiat tertentu untuk kanker, tetapi stadium kanker dan kondisi fisik setiap pasien kanker tidak sama. Di antara sekian banyak pilihan pengobatan kanker, kita tidak boleh salah memilih, juga tidak boleh menggunakan obat herbal yang digunakan orang lain, menentukan rumah sakit dan pilihan pengobatan yang efektif adalah hal yang sangat penting!
