An Nhu Hieu, baru berusia 28 tahun , orang Hanoi, Vietnam.
An Nhu Hieu
Mahasiswa kedokteran berusia di bawah 30 tahun, masa dimana seharusnya dapat menunjukkan bakat yang dimiliki, tetapi malah terkena penyakit yang datang tiba-tiba. Selama lebih dari 1 tahun menderita sarkoma di bagian wajah, bahkan juga ada di rongga mulut, kesulitan untuk bicara dan makan, kondisi mental yang buruk, secara serius memengaruhi kehidupan normalnya. Setelah pengobatan konvensional yang tidak efektif, An Nhu Hieu tetap aktif mencari metode pengobatan yang lebih baik. Setelah menjalani beberapa kali pengobatan Minimal Invasif di St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou, tumornya saat ini sudah menghilang sepenuhnya dan dapat kembali menjalani kehidupan normal.
Saat mengetahui bahwa An Nhu Hieu dapat berbahasa mandarin, kami secara tidak sadar menganggapnya sebagai orang Tionghoa, agak kaget saat mengetahui bahwa ia adalah orang Vietnam. An Nhu Hieu memiliki hubungan yang dalam dengan China. Karena ketertarikannya terhadap TCM, ia telah menempuh studi selama 4 tahun di Tianjin, sedang melanjutkan program pascasarjana di bidang TCM dan akan lulus satu tahun lagi.
Dua Kali Operasi, Kambuh Setelah Operasi
Pada Juni 2018 terdapat massa di rongga mulut kiri An Nhu Hieu. Setelah melakukan beberapa pemeriksaan di rumah sakit Tianjin, hasilnya ditemukan lesi yang menempati bagian pipi kiri, pembesaran area kelenjar ludah bilateral serta kelenjar getah bening leher dan rahang bawah, kemungkinan besar lesi mengarah ke tumor. Kemudian, An Nhu Hieu menjalani reseksi tumor bagian pipi di rumah sakit Tianjin, lalu operasi perbaikan metastase flap, hasil patologi pascaoperasi adalah tumor sel spindel, dan diagnosis awalnya adalah rhabdomyosarcoma kelenjar ludah.
Pada Agustus 2018, saat kembali ke Vietnam untuk menghabiskan libur musim panas, An Nhu Hieu menemukan tumor sekitar 3cm di rahang bawah kiri dan melakukan operasi reseksi tumor di rumah sakit Vietnam. Pada September tahun yang sama, An Nhu Hieu menjalani 25 kali radioterapi di Vietnam. Pengaruh obat-obatan radioterapi menyebabkan An Nhu Hieu mengalami kerontokan rambut parah. Karena khawatir melihat begitu banyak rambutnya yang rontok setiap hari, ia pun mencukur semua rambutnya dan mempertahankan gaya rambutnya yang gundul hingga sekarang.
Penyakit Kambuh, Tidak Lagi Percaya pada Pengobatan Konvensional
Sayangnya, operasi reseksi tumor tidak dapat menyembuhkan rhabdomyosarcoma kelenjar ludah. Setelah dua kali operasi, kembali kambuh. Bulan April 2019, di bagian pipi kirinya muncul benjolan sekitar 1cm. Setelah menjalani biopsi di rumah sakit Vietnam, An Nhu Hieu didiagnosis rhabdomyosarcoma kelenjar ludah stadium IV.
Perbandingan sebelum dan setelah pengobatan
Bulan Juli 2019, An Nhu Hieu menjalani pemeriksaan CT di Vietnam dan tampak benjolan di pipi kirinya, pada kedua sisi rahang bawah dan dagu terlihat beberapa kelenjar getah bening dan nodul paru berukuran kurang dari 5mm, diperkirakan lesi sekunder. Di saat itulah dokter menyarankan kemoterapi, tetapi setelah dua kali operasi dan 25 kali radioterapi tetap kambuh. An Nhu Hieu yang selalu mengonsumsi obat-obatan China, sudah tidak percaya pada metode pengobatan konvensional dan menolak tanpa ragu.
Beberapa Kali Pengobatan Minimal Invasif, Membuatnya Mendapat Kehidupan Baru
Karena An Nhu Hieu adalah mahasiswa kedokteran dan lebih memahami teknologi pengobatan medis dibanding orang kebanyakan, ia percaya akan ada metode pengobatan yang lebih baik. Saat mencari informasi pengobatan kanker di internet, ia melihat pengenalan teknologi Minimal Invasif di St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou, kebetulan ia memiliki teman di kantor perwakilan Hanoi maka melalui temannya, ia pergi ke kantor perwakilan Hanoi untuk berkonsultasi, dan atas bantuan staf, ia datang berobat ke Guangzhou.
Setelah menjalani 3 kali Intervensi + Terapi Ablasi + Cryosurgery + Imunoterapi dan pengobatan Minimal Invasif lainnya di St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou, sarkoma An Nhu Hieu hilang sepenuhnya, tidak ada lagi kesulitan untuk berbicara dan makan, ia dapat melanjutkan kuliah pascasarjana. Ia mengungkapkan bahwa selama lebih dari setahun ini, ia telah pergi ke banyak rumah sakit dan St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou adalah yang terbaik dalam segala aspek. Ia sangat puas akan kondisinya saat ini dan tidak menyangka bahwa hasil dari pengobatan Metode Minimal Invasif begitu baik, efek samping lebih minim, pemulihan cepat, tidak perlu khawatir akan kekambuhan pascaoperasi. Beberapa jam setelah pengobatan, ia bisa beraktivitas, juga tidak ada gejala seperti muntah dan kehilangan nafsu makan.
An Nhu Hieu dan dokter Zhai Xueli
Saat baru masuk rumah sakit, An Nhu Hieu datang ke Guangzhou ditemani oleh istri dan orang tuanya. Karena istrinya sedang hamil 4-5 bulan, baru beberapa hari ia sudah menyuruh istrinya kembali ke Hanoi. Selama menjalani pengobatan di Guangzhou, ia senang berjalan-jalan, sering mengobrol dengan sesama pasien Vietnam, bertukar pikiran dan saling menyemangati.
Karena sakit dan studinya tertunda, An Nhu Hieu masih perlu sekolah setahun lagi di Tianjin baru bisa mendapat gelar S2-nya lalu kembali ke negaranya untuk membuka praktik. Sebagai seorang mahasiswa kedokteran, An Nhu Hieu berkata, “Semoga dapat menyelesaikan studi secepatnya, kembali ke negara asal dan menyelamatkan pasien dengan pengetahuan teoretis dan pengalaman klinis yang dimiliki. Karena pernah sakit parah, mengerti perasaan terdesak yang dialami pasien, ingin mengurangi efek samping pengobatan melalui TCM, agar lebih banyak pasien terutama pasien muda mendapatkan pengobatan yang lebih baik. Kaum muda adalah tulang punggung masyarakat, dengan tubuh yang sehat dan kuat baru bisa memikul tanggung jawab sosial dan berkontribusi untuk negara. Selain itu, juga dapat memperbaiki kehidupan orang paruh baya dan lanjut usia, agar kaum muda bebas dari kekhawatiran, dengan begitu semua masyarakat dari segala usia dapat merasakan kebahagiaan.”