Apa pilihan pengobatan terbaik dalam menghadapi kanker serviks? Bagaimana mengobati kanker serviks secara lebih efektif, menghindari penderitaan akibat operasi dan kemoradioterapi, membunuh sel kanker dengan efektif sambil mempertahankan rahim dan fertilitas, memperpanjang kelangsungan hidup pasien? Ini adalah masalah-masalah yang paling diperhatikan oleh setiap pasien kanker serviks.
Karena keterbatasan teknologi dan standar pengobatan medis, operasi dan kemoterapi sistemik saat ini adalah metode utama pengobatan kanker serviks di Indonesia. Di St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou, pengobatan kanker serviks tidak lagi terbatas pada operasi dan kemoradioterapi konvensional, rumah sakit memiliki 21 teknologi Metode Minimal Invasif untuk pengobatan kanker yang minim luka, minim efek samping, hasil bagus, pemulihan cepat, serta secara efektif melawan kanker serviks. Setiap pasien kanker serviks di sini dapat memilih metode pengobatan yang tepat, dapat secara efektif memperpanjang kelangsungan dan memperbaiki kualitas hidup. Penyintas kanker serviks dari St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou akan membagikan pengalaman mereka dalam melawan kanker: Bagaimana mereka berhasil memerangi kanker serviks dengan Metode Minimal Invasif?
Ingin segera mendapatkan informasi pengobatan kanker serviks? Anda dapat menghubungi kami di 0812 97897859 atau klik konsultasi online.
Pengobatan Minimal Invasif Membantu Mengubah “Vonis Kematian” dari RS Kanker di Australia
Emily——Australia——Kanker Serviks Stadium IVB
Emily dari Australia, adalah seorang pasien adenokarsinoma serviks stadium IVB metastasis paru. Emily pertama kali terdiagnosis pada tahun 2014, dan pada Desember 2012, ia melahirkan seorang putri cantik. Demi putrinya yang masih kecil dan pertimbangan kesehatannya sendiri, ia menjalani operasi pengangkatan rahim dan saluran tuba bilateral. Waktu berlalu hingga tahun 2016, namun sayangnya penyakit Emily mengalami kekambuhan dan berkembang ke stadium IVB. Dokter menyarankannya untuk kemoterapi, namun di saat bersamaan juga mengatakan dengan jelas bahwa kemoterapi tidak dapat menyembuhkannya, hanya membantu memperpanjang hidupnya selama 6 bulan.
Emily menolak saran dari dokter, kemudian Emily mengobrol di facebook dengan seorang pasien Australia yang pernah berobat di St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou. Setelah memahami informasi mengenai St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou secara rinci, ia pun memilih datang berobat ke sini. Melalui 3 kali Intervensi + 2 kali Cryosurgery dan pengobatan komprehensif lainnya, hasil pemeriksaan terbaru Emily menunjukkan bahwa 3 tumor di paru-parunya jauh mengecil, salah satu tumor paling besar sudah mengecil 4cm. (Baca selengkapnya)
Memilih Metode Minimal Invasif, Saya Sudah Bertahan 11 Tahun
Tjhai Soe Dji——Indonesia——Kanker Serviks Stadium IV
Tjhai Soe Dji berasal dari Indonesia. Bulan Juni 2009, Tjhai Soe Dji pergi ke rumah sakit untuk pemeriksaan karena nyeri hebat di perutnya. Hasil dari pemeriksaan di rumah sakit adalah kanker serviks stadium IV, hal ini membuat ia dan keluarganya putus asa. Karena takut akan operasi dan risiko tak terduga dari operasi, Tjhai Soe Dji dan keluarganya menolak saran dari dokter setempat untuk menjalani pengobatan di Singapura dan Malaysia. Keluarganya berusaha mencari metode pengobatan terbaik untuknya. Secara kebetulan, suami Tjhai Soe Dji mengetahui St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou dari surat kabar. “Dijelaskan bahwa pengobatan komprehensif Minimal Invasif tanpa pembedahan, minim luka dan minim efek samping”. Tanpa keraguan sedikit pun, Tjhai Soe Dji datang ke St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou dengan ditemani oleh sang suami.
Desember 2009, Tjhai Soe Dji pertama kali datang ke St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou, melalui Intervensi + Imunoterapi + Metode Gabungan Pengobatan Timur dan Barat serta pengobatan komprehensif lainnya, hingga sekarang Tjhai Soe Dji sudah bertahan selama 11 tahun, tumornya tidak mengalami kekambuhan dan penyebaran, kondisinya terkontrol dengan baik. (Baca selengkapnya)
Takut Efek Samping Kemoterapi, Saya Pilih Metode Minimal Invasif
Suriani Tjua——Indonesia——Kanker Serviks Stadium II
Suriani Tjua berasal dari Jakarta, Indonesia. Pada tahun 2013, ia didiagnosis kanker serviks di Malaysia. Dengan dukungan dan semangat dari keluarga, Suriani Tjua mulai menjalani pengobatan. Ia menjalani 12 kali kemoterapi, namun ia tidak sanggup menahan efek samping yang besar dari kemoterapi seperti diare, muntah, tidak bisa makan, rambut rontok, dan lain-lain. Oleh karena itu, ia memutuskan untuk menghentikan kemoterapinya.
Secara kebetulan, temannya menemukan St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou di internet, ia pun pergi ke kantor perwakilan St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou di Jakarta untuk memahami lebih lanjut. Pada 29 April 2015, Suriani Tjua datang ke St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou untuk pertama kalinya. Setelah menjalani pemeriksaan komprehensif, tim medis MDT St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou menentukan rancangan pengobatan yang sesuai dengan kondisi nya: Intervensi + Cryosurgery dan pengobatan komprehensif lainnya, sekarang sebagian besar lesi metastasis multipel sudah menghilang dan kondisinya stabil. (Baca selengkapnya)
Ingin tahu metode apa yang tepat untuk Anda?
Silakan hubungi kami di 0812 97897859 atau klik konsultasi online!
Lebih banyak teknologi baru pengobatan kanker serviks untuk membantu Anda berhasil melawan kanker!
Form Appointment