Emily asal Australia, adalah seorang pasien adenokarsinoma serviks stadium IVB dengan metastasis paru.
Emily
Emily pertama kali terdiagnosis pada tahun 2014. Pada Desember 2012, ia melahirkan seorang anak perempuan yang manis, 6 bulan kemudian mulai muncul gejala pendarahan pada tubuh bagian bawah, ia mengira itu adalah kondisi normal pasca melahirkan, tetapi seiring berjalannya waktu, gejala ini menjadi semakin serius. Pada tahun 2014, setelah melakukan pemeriksaan di rumah sakit, ia terdiagnosa adenokarsinoma serviks stadium I, saat itu benjolannya sangat kecil, dokter setempat memberitahu bahwa ia akan sembuh asalkan dioperasi, karena terdeteksi dini. Pada Desember 2014, karena memercayai dokter, Emily pun menjalani operasi. Selain pengangkatan tumor, untuk pertimbangan kesehatan di masa depan, ia juga setuju menjalani pengangkatan rahim dan tuba fallopi bilateral.
Sebelum pengobatan (bulan Maret), di bawah pengamatan CT scan, lebih dari setengah bagian paru dipenuhi cairan
Kurang dari 2 Tahun, Tumor Bermetastasis ke Paru
Setelah operasi, dokter dan Emily mengira ia dapat sehat kembali, tetapi tidak disangka dokter salah mendiagnosis kondisinya. Waktu berlalu hingga bulan September 2016, ia mulai batuk, bahkan semakin parah, kemudian ia kembali ke rumah sakit untuk pemeriksaan. Setelah pemindaian, ditemukan bahwa kondisinya sudah memasuki stadium IVB, dan terdapat 3 tumor pada bagian paru. Tumor di paru kiri bawah adalah yang terbesar, berukuran 7x5 cm, dua tumor lainnya lebih kecil, masing-masing sekitar 3cm.
Dokter menyarankan Emily melakukan kemoterapi, namun dokter juga mengatakan dengan jelas pada Emily bahwa kemoterapi tidak dapat menyembuhkannya, hanya membantu memperpanjang hidupnya selama 6 bulan. Sisa hidupnya tinggal 12 bulan. Hal ini membuat Emily sangat frustrasi, ia tahu bahwa kemoterapi akan membuat tubuhnya lemah, ia menolak saran dokter untuk melakukan kemoterapi, dan bersama suami mencari pengobatan yang efektif untuknya.
St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou Membawa Harapan
Emily yang menolak kemoterapi, terlebih dulu menemukan pengobatan terapi natural oleh seorang dokter lokal. Setelah gagal mendapatkan hasil yang efektif, dokter itu menyarankan ia untuk menjalani pengobatan di St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou. Pada saat itu, Emily mengobrol sangat lama dengan seorang pasien Australia yang pernah berobat di St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou di Facebook. Setelah memahami informasi mengenai rumah sakit secara rinci, ia datang ke Guangzhou.
Sebelum pengobatan, tumor paru (bulan April)
Saat masuk rumah sakit, kondisi Emily sudah sangat lemah, ia batuk tiada henti, hampir tidak dapat berjalan, tidak dapat berbaring telentang, cairan di paru membuat ia sesak napas, ia mengatakan rasanya seperti orang yang tenggelam. Setelah menjalani pemeriksaan mendetail, tim medis MDT pertama-tama mengeluarkan cairan paru Emily sebanyak 3 liter, kemudian menerapkan Intervensi langsung ke tumor paru. Setelah itu tumornya mengalami nekrosis secara perlahan, kondisi fisiknya juga semakin membaik, tidak hanya berhenti batuk, kekuatan fisiknya juga pulih, dapat bergerak leluasa dan berjalan tanpa merasa lelah. Emily juga menjalani Cryosurgery, setelah 4 hari pengobatan, ia mengeluarkan jaringan tumor mati saat batuk. Hingga saat ini, ia sudah menjalani 3 kali Intervensi dan 2 kali Cryosurgery, hasil pemeriksaan terbaru menunjukkan ketiga tumor di parunya telah jauh mengecil, tumor yang paling besar sudah mengecil 4cm.
Sesudah pengobatan, tumor paru (bulan Mei)
Setelah pertama kali datang ke St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou, dokter juga menemukan tumor kecil di rongga panggulnya yang tidak ditemukan oleh dokter Australia, saat ini juga sedang dilakukan pengobatan terhadap tumor ini.
Emily dan ibunya
Emily mengidap adenokarsinoma serviks dengan tingkat kekambuhan dan penyebaran yang tinggi. Dalam menjalani pengobatan, tidak boleh menganggap remeh, harus melakukan pemeriksaan ulang ke rumah sakit pada waktunya. Jika ditemukan metastasis atau kekambuhan juga jangan berputus asa. Metode Minimal Invasif telah mencapai hasil yang baik dalam pengobatan kanker stadium lanjut, telah diakui kalangan medis sebagai salah satu metode yang efektif untuk pengobatan kanker stadium lanjut. Jangan menyerah, harus mencari pengobatan yang cocok untuk Anda, genggam kesehatan Anda di tangan Anda sendiri.