Saidah, dari Indonesia, adalah pasien kanker payudara yang baru saja melahirkan bayi.
Saidah
Pada Agustus 2018, Saidah didiagnosis kanker payudara stadium IIIB, dengan ukuran tumor 12cm. Berita mendadak ini membuat Saidah yang sedang dalam masa menyusui, seketika menjadi sangat putus asa. Ancaman kematian membuat ia mengkhawatirkan anaknya yang masih kecil dan keluarga yang dicintainya. Ketika memikirkan hal ini, ia tidak bisa menahan tangis.
Dukungan dan perhatian keluarga membuat ia cepat menerima berita buruk ini. Ia menjalani operasi pengangkatan tumor di rumah sakit Indonesia, tetapi rasa sakitnya tidak mereda, malah menimbulkan pendarahan pada puting dan kondisinya semakin parah. Sampai akhirnya ia ke rumah sakit Malaysia, dokter menyarankannya untuk menerima kemoterapi, namun Saidah menolak karena ia tahu bahwa kemoterapi sistemik hanya akan memperburuk kondisi fisiknya.
Secara kebetulan, suami Saidah mengetahui tentang St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou melalui Google. Di kantor perwakilan Jakarta, Saidah dan suaminya mengetahui tentang teknologi Intervensi lokal di St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou. Intervensi hanya dengan 2mm luka sayatan, dapat mengalirkan obat antitumor langsung ke pusat tumor. Dibandingkan kemoterapi sistemik, memiliki efek samping yang lebih sedikit dan mengobati secara tuntas. Selain itu, rumah sakit memiliki teknologi Minimal Invasif canggih lainnya seperti Cryosurgery, NanoKnife, yang dapat memberikan pilihan perawatan individual untuk pasien kanker payudara berbagai stadium. Ini semua membuat Saidah penuh percaya diri dan harapan untuk melakukan pengobatan kanker payudara di luar negeri.
Saidah & dokter penanggung jawab
Pada 20 September 2018, Saidah pertama kali datang ke St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou. Saat itu, ukuran tumornya 12cm. Ketika masuk rumah sakit, rasa sakit pada putingnya membuatnya tidak dapat memikirkan masalah apa pun. Menurut kondisinya, tim medis MDT RS menetapkan rancangan pengobatan komprehensif Minimal Invasif "Intervensi + Cryosurgery". Sejauh ini, ia telah menerima 8 kali Intervensi + 2 kali Cryosurgery. Setelah menerima Intervensi kedua, tumor telah mengecil hingga 7cm.
Sambil mengenang kondisi pengobatan pertama, Saidah mengatakan, "Pengobatan pertama saya ketika masuk RS adalah Cryosurgery. Sepuluh hari kemudian saya sudah boleh pulang ke Indonesia. Dalam waktu kurang dari dua minggu, tumor mulai mati dan rasa sakitnya hilang, tubuh pun kembali pulih."
Gambar kiri: Sep 2018, saat masuk RS
Gambar kanan: Juni 2019, tumor mati total
"Setelah perawatan Intervensi, beberapa pasien akan menjadi lemah, ini hal yang tidak terhindarkan karena kondisi fisik dan ketahanan setiap orang berbeda. Tetapi setiap kali waktu pengobatan Intervensi relatif singkat, karena pengobatannya bersifat lokal dan tidak akan membahayakan organ lain, jadi saya dapat segera kembali beraktivitas setelah pengobatan. Para dokter di St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou juga sangat profesional. Ketika mereka mengetahui bahwa pasien mengalami gejala tidak nyaman, mereka akan segera mengatasi gejalanya, begitu teliti dan profesional. Ketika saya pertama kali dirawat di rumah sakit, saya merasa payudara saya sangat sakit. Dokter di sini segera membuka resep obat untuk menghilangkan rasa sakit, dan efek pengobatannya sangat cepat. Ini membuat saya sangat puas, juga sangat berterima kasih kepada dokter yang merawat saya," Saidah bercerita sambil tersenyum bahagia.
Saidah & staf medis
Sebelum meninggalkan rumah sakit, Saidah menuturkan bahwa pendampingan keluarga adalah motivasi terbesar dalam perjalanannya melawan kanker. Selama menjalani perawatan, ia dapat bertahan hingga akhir dan berhasil berkat suami yang setia menemaninya. Ia juga berharap pasien kanker payudara lainnya tidak menyerah, mempertahankan sikap hati yang baik, aktif menerima perawatan, dan mengalahkan kanker sesegera mungkin!
