“Kanker bukanlah penyakit fatal, kanker masih bisa diobati, yang terpenting adalah kita tetap bersikap tenang dan positif.”
Sam Yit Sim yang tahun ini berusia 37 tahun berasal dari Johor Baru, Malaysia, ia adalah seorang pasien kanker payudara. Pada bulan Desember 2014, Sam Yit Sim merasakan nyeri di punggungnya, sudah berbagai cara ia lakukan, mulai dari pergi ke sinshe, rumah sakit, akupuntur, pijat dan berbagai terapi fisik lainnya, namun semua itu tidak membuahkan hasil, sakitnya tidak berkurang sedikit pun. “sakit luar biasa dipunggungnya, terbangun dari tidur karena sakitnya, setelah itu hanya tergantung dengan obat pereda rasa sakit untuk mengurangi rasa sakitnya.”
Setahun pun berlalu, nyeri yang dialaminya belum juga hilang. Sampai pada suatu hari, tiba-tiba ia menemukan benjolan kecil di sekitar payudaranya, saat itu juga ia baru menyadari permasalahan yang dihadapinya selama ini. Karena dulu ibunya meninggal karena kanker payudara, ia pun menjadi sangat khawatir dan segera melakukan pemeriksaan ke rumah sakit. Setelah melalui berbagai pemeriksaan, ia pun terdiagnosa kanker payudara. Perasaannya saat itu sangat kacau dan kaget, tidak menyangka ternyata selama ini kanker payudara telah tumbuh di dalam tubuhnya, hampa, ketakutan serta sedih bercampur menjadi satu. Tapi berkat dukungan dari keluarganya, ia pun menjadi lebih tenang.
Saran dokter saat itu adalah kemoterapi dan operasi pengangkatan benjolan kecil, tapi ia ragu. Dikarenakan benjolan kecil itu berada dekat dengan jantungnya, tindakan operasi memiliki risiko yang sangat tinggi, terlebih ia harus menjalani kemoterapi konvensional yang membuatnya ketakutan. Menyaksikan sendiri sang ibu dan pasien-pasien kanker di sekitarnya mengalami berbagai efek samping setelah menjalani kemoterapi, ia pun mulai mencari pengobatan yang lebih baik.
Tanpa sengaja, Sam Yit Sim mendengar cerita dari rekan kerjanya bahwa suami rekan kerjannya tersebut pernah menghadiri seminar kanker yang diadakan oleh St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou. Dari sanalah ia mulai mengenal St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou. Kebetulan pada bulan Juli, ia menghadiri seminar kanker yang diadakan oleh kantor perwakilan St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou - Kuala di Johor Baru. Setelah seminar, ia juga berkonsultasi langsung dengan Prof Peng Xiaochi. Tentang penyakitnya, Prof Peng Xiaochi menyarankannya untuk menjalani Penanaman Biji Partikel.
“Ini adalah kali pertama saya mendengar tentang metode Penanaman Biji Partikel dan saya rasa ini metode terbaru, karena di Malaysia belum ada pengobatan seperti ini.” Ia juga mengatakan, , “Setelah melihat Facebook rumah sakit, saya menjadi lebih percaya diri. Saat itu saya belum melakukan pengobatan apapun, perlawanan saya masih kuat, saya tidak ingin datang ke Guangzhou setelah tubuh saya sudah lemah, kalau kondisi saya sudah seperti itu, pasti sudah sangat terlamat. Saya ingin mencoba pengobatan lain selain kemoterapi dan operasi.” Sam Yit Sim yang takut terhadap kemoterapi itu pun akhirnya menguatkan hati untuk pergi berobat ke China.
Pada 9 Agustus 2016, dengan dibantu oleh staf kantor perwakilan di Kuala Lumpur, Sam Yit Sim akhirnya berangkat ke rumah sakit. Setelah masuk ke rumah sakit dan melakukan berbagai pemeriksaan, ia kembali didiagnosa menderita kanker payudara dengan metastasis kelenjar getah bening pada dinding payudara dan supraklavikula. Untuk mengatasi kondisinya, tim medis MDT St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou dengan cepat memutuskan untuk menerapkan teknologi pengobatan Penanaman Biji Partikel + Intervensi.
Setelah menjalani metode Penanaman Biji Partikel dan Intervensi yang pertama, rasa nyeri di punggung dan penggunaan obat penahan nyeri pun berkurang. Dan setelah menjalani proses pengobatan kedua, ia sudah tidak lagi menkonsumsi obat penahan nyeri. Ini adalah kali ketiga ia datang ke rumah sakit, nyeri punggung yang dialaminya selama satu tahun terakhir akhirnya menghilang, dan yang membuatnya lebih bahagia adalah tumor di tubuhnya sudah mengecil sebanyak 30%.
Yang paling berkesan selama ia menjalani pengobatan adalah teknologi canggih yang ada di St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou. Walaupun kankernya belum hilang seluruhnya, namun ini sama sekali tidak mempengaruhi pekerjaan sehari-harinya. Ia juga mengatakan, “Setelah menjalani Intervensi dan Penanaman Biji Partikel, saya tidak merasakan ada yang aneh atau tidak nyaman pada tubuh saya, sepulangnya dari pengobatan saya malah bisa kembali berkerja. Saya juga baru menyadari kalau metode pengobatan di sini dikombinasikan dengan TCM, yang mana membantu menjaga fungsi hati dan ginjal saya, sehingga saya mampu melawan kanker.”
Sam Yit Sim bisa mendapatkan keberhasilan dari pengobatannya ini semua, selain karena teknologi pengobatan yang canggih, tentu saja tidak lepas dari ia suasana hatinya yang tetap tegar. “Kalau kita bisa memilih mau hidup dengan senang atau sedih, mengapa tidak kita memilih untuk hidup dengan senang?” Selama proses wawancara, ia selalu menunjukkan ketegaran dan rasa optimis yang ia miliki. Ia juga berpesan kepada kanker lainnya, “Kanker bukanlah penyakit fatal, kanker masih bisa diobati, yang terpenting adalah kita tetap bersikap tenang dan positif.”