Awety Jamsul dan suami berfoto bersama

Awety Jamsul adalah seorang ibu yang kuat, tahun ini ia yang menginjak usia 48 tahun telah melahirkan 5 anak, yang paling besar berusia 7 tahun, dan yang paling kecil berusia 4 tahun. Ia dan suami berada jauh-jauh dari Jakarta, pergi ke Guangzhou untuk menjalani pengobatan, benar-benar membuatnya sedikit khawatir dengan anak-anaknya di rumah. Namun untungnya, rumah sakit menyediakan komputer dengan fasilitas wifi yang dapat mereka gunakan. Hampir setiap malam mereka berkomunikasi melalui video call dengan anak-anak mereka. “Internet di sini sangat bagus, kami dapat melihat anak-anak setiap hari!”Kata sang suami dengan senangnya.

Melewatkan kesempatan pengobatan terbaik

2 tahun lalu, Awety Jamsul secara tidak sengaja menemukan benjolan di payudara kirinya, namun benjolan tersebut tidak disertai rasa sakit dan tidak menganggu aktifitasnya, sehingga ia pun mengabaikannya. “Ini juga disebabkan kurangnya kesadaran akan kanker di masyarakat, sehingga mudah untuk diabaikan, dan mengira tubuhnya hanya terlalu lelah atau hanya masalah kecil saja, siapa yang menyangka ini akan membahayakan nyawa.” Suami Awety Jamsul menceritakan bagaimana kurangnya pengenalan kanker pada masyarakat Indonesia. Karena terlalu lama mengabaikan, Awety Jamsul melewatkan kesempatan pengobatan yang terbaik di mana saat kanker payudara masih stadium awal.

Menolak pengangkatan, tumor semakin memburuk

Maret 2013, benjolan semakin lama semakin besar. Awety Jamsul melakukan USG di rumah sakit lokal, dan menemukan adanya benjolan sebesar 3cm di payudara kiri. Dokter mencurigainya sebagai kanker payudara, dan menyarankan Awety Jamsul untuk melakukan biopsi dan operasi pengangkatan. Awety Jamsul adalah seorang muslim yang taat, ia menolak rekomendasi pengobatan yang diberikan dokter. Ia yang tidak ingin membuat keluarganya khawatir pun tidak memberitahu siapa-siapa mengenai kondisinya, dan seorang diri mencari pengobatan alternatif, meminum obat herbal. Meskipun obat herbal baik untuk tubuh, namun obat herbal tidak dapat membunuh tumor dengan tuntas. Sampai pada akhir tahun 2013, benjolan Awety Jamsul kian membesar, kulitnya pecah, dan mengeluarkan nanah, rasa sakit telah menghantuinya! Semua keluarga juga telah mengetahui kabar buruk ini. Jika ini adalah cobaan dari Yang Maha Kuasa untuk Awety Jamsul, maka dukungan keluarganyalah yang memberinya motivasi dan keberanian untuk terus bertahan.

Intervensi + Cryosurgery, membuat kulit pasien yang memiliki riwayat diabetes yang telah rusak kembali pulih perlahan

Februari 2014, mereka akhirnya menemukan metode pengobatan tanpa operasi! 8 Maret, Awety dengan didampingi suaminya datang ke Modern Cancer Hospital Guangzhou. Setelah kondisinya stabil, dokter mengaturkan serangkaian pemeriksaan untuknya, dan menemukan tumor di payudara Awety telah semakin besar menjadi 16*18cm, sudah memasuki stadium IV, dan juga telah terjadi penyebaran pada kelenjar getah bening di bawah kedua ketiak, hati, dan tulang.

Pengobatan menjadi tidak mudah. Melalui 2 kali Intervensi yang dilakukan pada 15 Maret dan 5 April, keajaiban pun terjadi! Setelah menjalani Intervensi ke-2, tumornya mengecil menjadi 6*8cm, dan luka besarnya pun telah menutup. Hasil pengobatan ini membuat Awety dan suami merasa takjub, karena Awety juga memiliki riwayat diabetes selama 3 tahun. Kita semua tahu, luka besar pada pasien diabetes sangat susah disembuhkan! Selanjutnya juga dilakukan 1 kali Cryosurgery, Awety mengatakan, selain rasa linu di seluruh tubuh, semuanya terasa normal, kualitas tidur, nafsu makan, semangatnya, semua sangat baik.

　　Sebelum pengobatan, luka bernanah

　　Awety Jamsul: “Tempat ini memberikan saya rasa aman”

　　27 April, untuk kedua kalinya Awety Jamsul datang ke Modern Cancer Hospital Guangzhou untuk melakukan pemeriksaan ulang, suaminya mengatakan, “Kami mau melanjutkan pengobatan di tempat yang sangat jauh, karena sampai saat ini tidak ada tempat lain yang memiliki teknik pengobatan minimal invasif yang minim rasa sakit dan aman digunakan! Pengobatan ini sangat sesuai dengan kami, dan pelayanan di sini membuat kami merasa puas. Kami sangat asing terhadap China, sebelum datang, kami sangat khawatir. Namun pelayanan di sini sangat baik, dari mulai kami turun pesawat, rumah sakit telah memberikan kami rasa aman, penjemputan dan pengantaran, semua didampingi oleh penerjemah dan perawat. Kadang saya perlu meninggalkan rumah sakit beberapa jam untuk berdoa, namun saya dapat dengan tenang meninggalkan rumah sakit, karena saya tahu di sini ada dokter, perawat, dan penerjemah yang menggantikan saya menjaga istri saya. Selama masa pengobatan, perawat akan memberikan nota pada saya setiap harinya, agar kami dapat mengetahui rincian biaya yang kami keluarkan.”

　　“Bisa tidaknya menyembuhkan kanker, dapat bertahan hidup berapa lama, ini semua Tuhan lah yang memutuskan, kanker hanyalah cobaan yang harus kita lalui, kami tidak terlalu khawatir, yang perlu dilakukan hanyalah mencari pengobatan yang paling sesuai.” Awety dan suami, dengan keyakinan mereka terhadap agamanya, mereka bersama-sama melawan kanker.

Setelah pengobatan, luka menutup