Langsung Datang Kontrol ke RS usai Pandemi
"Ketika mendengar kabar bahwa China membuka perbatasan internasional, saya segera memutuskan untuk datang kontrol”, ucap pasien kanker paru dari Thailand, Ms. Manussawan dengan berseri-seri ke arah kamera. Kondisi mentalnya kali ini sama sekali berbeda dari ketika dia baru saja dirawat di rumah sakit. Sudah lebih dari tiga tahun sejak dia pertama kali datang ke St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou, tetapi ketika dia mendengar kabar pembukaan perbatasan usai pandemi di China, dia langsung mengajukan permohonan visa tanpa ragu-ragu seperti saat pertama datang. "Karena adanya pengalaman pengobatan pertama, saya yakin dengan teknologi pengobatan dan layanan medis rumah sakit ini. Saya sangat senang ketika mengetahui China membuka perbatasan internasional."
Ms. Manussawan mulai merasakan nyeri pada vertebra lumbar dan ekstremitas bawah kanan pada tanggal 1 Januari 2020. Nyeri tersebut tidak kunjung reda setelah istirahat, maka ia pergi ke rumah sakit setempat di Thailand untuk serangkaian pemeriksaan. Sayangnya pada 27 Januari, dia diberitahu bahwa dia menderita kanker paru. Meskipun dia telah bolak-balik rumah sakit selama hampir sebulan, dia tetap terkejut dan takut ketika akhirnya didiagnosis kanker. Pengobatan kanker harus dilakukan sedini mungkin. Ms. Manussawan dan keluarganya tidak ragu sedikit pun, mereka langsung datang ke St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou untuk berobat pada hari kedua setelah didiagnosis. Sebelum datang ke RS kami, Ms. Manussawan dan keluarganya telah mencari cukup banyak informasi tentang RS kami dan membandingkannya dengan rumah sakit kanker terkenal di dalam dan luar negeri, dan akhirnya tertarik dengan teknologi medis canggih dan layanan medis yang user-friendly dari RS kami. Pada saat yang sama, dia juga berkonsultasi dengan teman-teman yang sebelumnya datang ke rumah sakit kami untuk berobat, dan efek pengobatan mereka memberinya dorongan yang besar. Setelah Ms. Manussawan menjalani serangkaian pengobatan di rumah sakit kami untuk pertama kalinya, efeknya luar biasa. Awalnya, dia hanya perlu menjalani kehidupan normal dan kembali kontrol rutin sesuai pesan dokter. Namun, pandemi Covid-19 melanda dunia, China terpaksa menutup perbatasan internasional. Perjalanan Ms. Manussawan mencari perawatan medis di negeri asing juga terhalang. Pandemi selama tiga tahun juga merupakan masa-masa sulitnya selama tiga tahun melawan "kanker".
Dua Belas Kali Kemoterapi Berkelanjutan, Telah Melebihi Beban Tubuh
Ketika berbicara tentang alasan memulai kembali perjalanan untuk mencari perawatan medis di luar negeri, Ms. Manussawan menceritakan tentang kondisi fisik dan kondisi pengobatannya selama tiga tahun pandemi: Karena dia tidak dapat kembali ke RS untuk kontrol rutin selama pandemi, pada akhir tahun 2021, tulang punggungnya mulai sakit lagi, jadi ia pergi ke rumah sakit lokal di Thailand dan menerima kemoterapi sistemik sebanyak 12 kali secara berkelanjutan, kulit di seluruh tubuh terbakar, kulit di wajah dan bagian lain menjadi gelap karena melanin mengendap, penyakit kambuh dan tidak membaik. “Meskipun efek samping kemoterapi sistemik telah melebihi batas toleransi tubuh saya, saya tidak memiliki pilihan pengobatan lain. Oleh karena itu, setelah mendengar bahwa China membuka perbatasan internasional usai pandemi, suami langsung menemani saya kembali ke St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou untuk kontrol rutin."
Intervensi dan Microwave Ablation Mengecilkan Tumor hingga 80%
Selama kontrol di RS, para dokter menyusun rancangan pengobatan personal untuk Ms. Manussawan sesuai dengan kondisinya. Melalui analisis menyeluruh terhadap kondisi penyakit, kondisi fisik, dan responnya terhadap rancangan pengobatan, dokter memutuskan untuk menggunakan Intervensi dan Microwave Ablation. Intervensi adalah metode Minimal Invasif yang dilakukan di bawah peralatan pencitraan medis. Hanya perlu membuat sayatan 1-2mm, tidak memerlukan pembedahan untuk membuka lesi. Dengan panduan alat pencitraan medis, dimasukkan kateter khusus, kawat atau instrumen lain ke bagian tumor untuk menginjeksikan obat anti-tumor ke dalam tumor. Kemudian dilakukan embolisasi terhadap tumor itu sendiri dan arteri penyuplai darah agar tumor kehilangan suplai darah dan mati kelaparan. Sementara itu agen emboli dapat membawa obat anti-kanker ke pusat tumor hingga tercapai pengobatan kemoterapi lokal. Sedangkan Microwave Ablation yaitu di bawah panduan alat pencitraan, dilakukan penusukan jarum ablasi ke dalam tumor, dari jarum akan dialirkan gelombang mikro sehingga molekul di dalam jaringan tumor bergerak dengan kecepatan tinggi dan menghasilkan panas, saat suhu meningkat di atas 60⁰C, protein sel tumor akan mengalami denaturasi dan koagulasi, menyebabkan nekrosis. Pada saat yang sama, dapat merangsang sistem kekebalan tubuh, meningkatkan fungsi kekebalan tubuh, dan berperan dalam menghambat penyebaran sel tumor.
Keunggulan terbesar dari kedua metode Minimal Invasif ini adalah minim luka, minim efek samping dan pemulihan cepat, dapat meringankan nyeri luka secara maksimal dan meningkatkan efektivitas pengobatan pada saat yang bersamaan. Ketika ditanya tentang tingkat kepuasan Ms. Manussawan terhadap rancangan pengobatan serta efektivitas pengobatan dari kontrol rutin kali ini, dia dengan cepat menjawab: “Pengobatan ini telah membuat tumor saya mengecil hingga 80%, dan rasa sakit yang tak tertahankan telah hilang. Ketika baru masuk RS, kaki kanan saya sangat sakit hingga tidak bisa berjalan dengan normal, saya juga tidak bisa membaringkannya saat tidur malam. Namun sekarang saya bisa berjalan dengan normal, bisa tidur dengan kaki terbaring di malam hari, kualitas tidur membaik, juga memiliki nafsu makan, rasanya sangat bersemangat." Pengakuan pasien adalah dorongan terbesar bagi staf medis. St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou memiliki tim medis multidisiplin (MDT), yang mendobrak model diagnosis dan terapi konvensional dimana hanya ada satu onkolog, menyatukan dokter dari berbagai departemen untuk memberikan diagnosis yang komprehensif, akurat dan ilmiah kepada pasien, serta menetapkan rancangan pengobatan personal, berusaha meningkatkan kualitas hidup dan martabat hidup pasien.
Bersyukur dan Berterima Kasih atas Perhatian Para Dokter dan Perawat, serta Dukungan Keluarga
Pada kesempatan terakhir, Ms. Manussawan mengatakan bahwa selama proses pengobatan, staf medis mendampinginya, aktif berkomunikasi dengannya, memperhatikan kondisi fisik dan psikologisnya, tidak hanya menyediakan layanan medis profesional, tetapi juga memberikan cinta dan perhatian yang cermat. Dia merasakan ketulusan dan dedikasi staf medis di rumah sakit kami, dia mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada staf medis dan keluarganya atas dukungan dan bantuan mereka. Dia berkata: "Selama masa khusus ini, saya bisa mendapatkan bantuan dan dukungan Anda, saya sangat berterima kasih. Kalian membuat saya merasakan kasih tulus dan kehangatan, membuat saya lebih percaya diri dalam menaklukkan penyakit dan kembali sehat." Pada saat yang sama, Ms. Manussawan ingin menyampaikan kepada para pasien yang masih berjuang mencari perawatan medis bahwa St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou memiliki teknologi medis yang canggih dan layanan medis yang modern, yang dapat melindungi kesehatan pasien secara maksimal. Semoga dapat menjadi pilihan pertama bagi banyak pasien dalam perjalanan melawan kanker.