Pasien Nguyen Van Chuyen
Pada bulan Agustus 2018 ditemukan lesi di paru kiri Nguyen Van Chuyen setelah menjalani pemeriksaan CT Scan. Diagnosa awal dokter setempat adalah tumor paru dan ia disarankan untuk biopsi karena sebelumnya tidak terdapat gejala kanker paru. Nguyen Van Chuyen yang merasa gelisah dan ragu, dengan tegas menolak saran dokter dan tidak lagi menjalani pemeriksaan dan pengobatan apa pun.
Nguyen Van Chuyen mengkonsultasikan penyakitnya kepada seorang profesor onkologi yang sudah pensiun. Profesor ini memperkenalkannya kepada rumah sakit kanker berstandar internasional yaitu St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou. Ia beserta keluarganya menghubungi kantor perwakilan RS di Hanoi dan dengan membawa hasil medis dari dokter lokal, ia melakukan konsultasi jarak jauh dengan ahli onkologi St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou, Wang Zenghai. Dokter mendiagnosis kondisinya dan menentukan rancangan pengobatan awal berupa Intervensi + Cryosurgery.
25 Agustus 2018, Nguyen Van Chuyen ditemani menantunya datang ke St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou. Setelah masuk rumah sakit, dokter penanggung jawab Wang Zenghai melakukan pemeriksaan CT Scan, biopsi, EGFR dan pemeriksaan fisik lainnya kepadanya. Pada akhirnya Nguyen Van Chuyen didiagnosis kanker paru stadium 3A, terdapat tumor sebesar 3.8×3.3×4.6cm pada lobus kiri bawah. Selain itu juga ditemukan metastase pada beberapa bagian di mediastinum, dan penanda kanker CEA di angka 12,49 (normalnya 0-10).
Setelah pengobatan, tumor di paru Nguyen Van Chuyen menyusut 90%
Tim medis MDT mendiskusikan kasus Nguyen Van Chuyen dan menetapkan rancangan pengobatan komprehensif berupa Intervensi + Imunoterapi. Pertama kali masuk RS, Nguyen Van Chuyen menjalani 2x Intervensi. Intervensi adalah kemoterapi lokal di mana mikrokateter akan dimasukkan ke dalam arteri yang memberikan asupan darah ke tumor, lalu obat kemoterapi konsentrasi tinggi disuntikkan untuk membunuh tumor secara langsung.
Mengingat kembali saat menjalani Intervensi yang pertama, Nguyen Van Chuyen mengatakan, “Seluruh proses Intervensi sangat santai, rasanya hanya seperti disuntik oleh perawat, tidak sakit. Saya tidak perlu dioperasi. Tidak sampai 1 hari setelah pengobatan, saya langsung bisa beraktivitas dan tidak ada efek samping sedikit pun. Metode Intervensi benar-benar canggih.” Saat ketiga kalinya kembali ke rumah sakit untuk berobat, dokter melakukan pemeriksaan CT Scan ulang. Lesi metastase di mediastinum telah menghilang dan tumor di paru kiri sebesar 3.8×3.3×4.6cm telah menyusut 90%, angka penanda kanker CEA juga turun di angka normal 1,39. Melihat hasil pengobatan seperti ini, Nguyen Van Chuyen dan keluarga sangat berterima kasih kepada prosefor yang memperkenalkannya kepada pengobatan ini, terlebih kepada teknologi canggih dan tim medis St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou.
Awal bulan Maret 2019, Nguyen Van Chuyen kembali ke rumah sakit untuk melakukan pengobatan yang keempat kalinya. Dokter melanjutkan Intervensi dan Imunoterapi untuk memperkuat efeknya. Imunoterapi adalah salah satu metode pengobatan dengan mengembangbiakkan antibodi sel kanker dari darah pasien di laboratorium, kemudian dimasukkan lagi ke tubuh pasien sehingga kekebalan tubuh meningkat.
Nguyen Van Chuyen dan dokter penanggung jawab
“Di sini terasa seperti di rumah, banyak pasien kanker dari Vietnam, saya dan mereka saling bersimpati. Biasanya saat malam hari kami akan mengobrol dan bersantai bersama. Selain itu, dokter memberikan perlakuan yang sama kepada setiap pasien. Saya merasa sangat nyaman selama tinggal di rumah sakit. Teknologi pengobatan Minimal Invasif sangat canggih, tidak ada rasa sakit dan hasilnya sangat memuaskan. Saya sangat berterima kasih dan berharap seluruh teman-teman pasien kanker seperti saya dapat segera mendapatkan pengobatan yang efektif,” tutur Nguyen Van Chuyen saat diwawancara.