Kanker jaringan lunak dikenal juga dengan sarcoma, menempati angka 1% dari seluruh jenis sel tumor ganas. Tingkat mordibitas kanker jaringan lunak pada kalangan anak-anak berada di urutan ke-4 setelah leukimia, tumor otak dan limfoma. Meskipun tingkat mordibitas kanker jaringan lunak relatif rendah, tetapi jenis kanker ini dapat membawa rasa sakit yang hebat pada pasien. Jadi, pendiagnosaan dan pengobatan sejak dini adalah kunci untuk mencegah penyakit dan mengurangi rasa sakit. Apa saja cara yang dapat mendiagnosa kanker jaringan lunak?
(1) Pemeriksaan Patologi
1. Sitologi : Sejenis metode pemeriksaan patologis yang sederhana, cepat dan akurat. Metode ini paling cocok diterapkan pada situasi : ① Mengambil sel jaringan lunak yang telah mengalami ulserasi melalui smear atau pisau, kemudian dipastikan melalui pemeriksaan mikroskopis; ② Efusi pleura yang disebabkan oleh sarkoma jaringan lunak, diharuskan melakukan sentrifugasi pada sample yang baru diambil, kemudian dilakukan smear; ③ Penusukkan jarum cocok diterapkan pada tumor dengan ukuran yang lebih besar, dalam, serta pada pasien yang sudah akan menjalani radioterapi atau kemoterapi, metode ini juga cocok diterapkan pada pasien kanker dengan metastasis dan kekambuhan.
2. Biopsi Forcep : Saat kanker jaringan lunak telah berulserasi dan tidak dapat dikonfirmasi dengan smear, pasien dapat menjalani biopsi forcep.
3. Incisional Biopsy : Metode ini lebih banyak diterapkan pada proses operasi, seperti pada tumor ekstremitas yang berukuran lebih besar, saat diperlukan amputasi, sebelumnya akan dilakukan biopsi untuk mendapatkan diagnosis patologis yang tepat. Pada tumor yang terletak di bagian dada, perut atau retroperitoneal tidak dapat direseksi, dapat dilakukan Incisional Biopsy, setelah terdiagnosa, baru akan dilakukan radioterapi atau kemoterapi.
(2) X-Ray
X-ray untuk membantu pemahaman lebih lanjut tentang hubungan transparansi ruang lingkup kanker jaringan lunak dengan tulang di sekitarnya. Jika batasnya jelas, ini menandakan tumor jinak; namun jika batasnya jelas dan terlihat adanya kalsifikasi, ini menandakan tumor ganas. Situasi ini terjadi pada sarkoma sinovial, rhabdomyosarcoma dan lain-lain.
(3) USG
Metode ini dapat mendeteksi ukuran tumor, batas selubung dan jaringan internal tumor, dari cirri-ciri ini kita dapat membedakan sifat tumor, apakah jinak atau ganas. Kanker jaringan lunak memiliki volume yang besar dan pantulan batasan yang tidak jelas, seperti rhabdomyosarcoma, myosarcoma sinovial, malignant fibrous histiocytoma dan lain-lain. USG juga dapat memandu jarum tumor dalam pengambilan sample pada pemeriksaan sitologi. Metode pemeriksaan ini merupakan metode yang mudah dan ekonomis, serta tidak merusak tubuh.
(4) CT-Scan
Kelebihan CT-Scan adalah memiliki resolusi kepadatan dan resolusi spasial karakteristik, merupakan metode pendiagnosaan kanker jaringan lunak yang sering digunakan dalam beberapa tahun terakhir.
(5) MRI
Dapat digunakan sebagai pelengkap pemeriksaan X-ray dan CT-Scan dalam mendiagnosa keganasan tumor. Jenis pemeriksaan ini dapat menampilkan berbagai tampilan luar penampang dan ruang lingkup tumor, dapat menampilan gambar yang jelas terkait tumor jaringan lunak retroperitoneal, tumor panggul yang mengarah ke pinggul atau peregangan pada paha, tumor fossa poplitea, serta ivasi pada tulang atau sumsum tulang. Merupakan dasar yang baik untuk mengembangkan rencana pengobatan.
Ahli St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou menuturkan bahwa di atas merupakan metode–metode yang umum digunakan untuk mendiagnosa kanker jaringan lunak. Jika anda menemukan adanya kelainan pada tubuh anda, segeralah melakukan pemeriksaan ke rumah sakit.