Kanker serviks adalah tumor ganas yang paling sering dijumpai pada kaum wanita. Memiliki tingkat mordibitas mencapai 73%-93% di antara tumor ganas pada sistem reproduksi wanita lainnya. Di negara-negara maju, kasus kanker serviks telah menurun secara signifikan, yang sebagian besar disebabkan karena pendiagnosaan dan pengobatan sejak dini. Di negara-negara berkembang, dikarenakan karena skrining kanker serviks yang kurang sempurna, menyebabkan angka mordibitas kanker serviks 6 kali lebih banyak dibandingkan di negara maju. Apa saja cara pendiagnosaan kanker serviks?
Metode Umum :
1. Uji Yodium
Ketika pada tes sitologi serviks ditemukan kelainan atau mencurigakan, pasien dapat melakukan uji yodium untuk menemukan letak kelainan. Diteteskan yodium 2% pada leher rahim dan mukosa vagina. Apabila tidak berubah warna diartikan sebagai positif, tetapi jika hasilnya negatif, sebaiknya dapat diambil sample jaringan untuk dilakukan pemeriksaan patologi.
2. Kolposkopi
Kolposkopi dapat langsung mengamati perubahan kecil pada epitel serviks dan morfologi pembuluh darah. Misalnya morfologi vaskular, jarak kapiler, dan perluasan penyakit. Pengambilan sample untuk dilakukan biopsi dapat memperjelas diagnose dan meningkatkan pendiagnosaan dini. Menurut data yang ada, jika pasien melakukan biopsy pada saat melakukan kolposkopi, tingkat keakuratan dalam diagnose kanker serviks mencapai sekitar 98%.
3. Biopsi
Yaitu metode yang paling diandalkan dan sangat diperlukan dalam pendiagnosaan kanker serviks dan lesi prakanker. Biasanya akan diambil sample dari serviks pada titik 3, 6, 9, 12 di persimpangan kolom skuamosa untuk dilakukan biopsi atau uji yodium, dan pada bagian yang mencurigakan akan dilakukan biopsi kolonoskopi. Pada saat melakukan biopsi, perhatikan untuk mengambil seluruh bagian jaringan, termasuk jaringan epitel dan sejumlah jaringan interstitial, guna menjamin keakuratan hasil patologi.
4. Papsmear
Metode utama dalam pendiagnosaan lesi prakanker dan stadium awal kanker serviks. Tetapi perlu diperhatikan, bagian yang diambil harus tepat dan pemeriksaan harus dilakukan dengan teliti, memiliki 5% ~ l0% hasil negatif yang palsu. Oleh karena itu, perlu dipadukan dengan kondisi secara klinis, dan dilakukan secara rutin. Dapat dijadikan sebagai pemeriksaan skrining.
5. Biopsi Endometrium
Ketika hasil sitologi serviks menunjukkan di atas tingkat Ⅲ dan hasil biopsi serviks berulang-ulang menunjukkan hasil negatif, waspadalah terhadap lesi yang berada di dalam saluran serviks. Sebaiknya dilakukan kuret endometrium, dan dilakukan pemeriksaan patologis untuk menghindari kesalahan diagnosa.
Ahli onkologi St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou menghimbau : Pendiagnosaan dan pengobatan kanker serviks sejak dini merupakan kunci utama untuk meningkatkan efektifitas pengobatan. Jadi, ketika anda menemukan kelainan pada tubuh anda, segeralah melakukan pemeriksaan keseluruhan di rumah sakit, untuk mencegah penyakit semakin berkembang.