Diagnosis Kanker Saluran Empedu

Kanker saluran empedu, diagnosis, St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou 

Kanker saluran empedu adalah salah satu kanker ganas yang sering dijumpai. Kanker saluran empedu dibagi menjadi 3 daerah, yakni intrahepatik, ekstrahepatik (perihiliar) dan distal ekstrahepatik. Manifestasi klinisnya antara lain penyakit kuning yang progresif yang menyebabkan nyeri pada perut bagian atas, hilangnya nafsu makan, penurunan berat badan, pruritus dan lain-lain. Apa saja cara mendiagnosa kanker saluran empedu?

1. USG

Di antara begitu banyak metode pencitraan, USG adalah pilihan utama. Saat ini, USG memiliki tingkat diagnosa letak dan tahapan penyumbatan saluran empedu yang tinggi, dapat mendeteksi dilatasi saluran empedu hingga 95% ke atas, sehingga menjadi pilihan pertama untuk mendiagnosa. Melalui USG, dapat diketahui tingkat invasi tumor, kompresi atau penyebaran vena portal dan arteri hepatik. Dengan bekerja sama dengan dokter radiologi, dapat mendiagnosa penyakit dan memperkirakan kemungkinan reseksi tumor.

2. CT scan

CT scan masih merupakan metode konvensional, dapat menunjukkan dilatasi pada saluran empedu ekstrahepatik, pelebaran pada obstruksi saluran empedu proksimal, pembesaran kandung empedu, putusnya saluran empedu yang mengalami dilatasi, ketidakteraturan pada bagian yang terputus dan ada tidaknyanya bayangan. Terkadang dapat terlihat penebalan pada dinding kandung empedu, penyempitan lumen yang tidak teratur, pembesaran kandung empedu dan jaringan organ sekitarnya, serta pembuluh darah, atau dari saluran empedu masuk ke dalam rongga kanal kecil. CT scan dan USG memiliki keefektifan yang hampir sama, hanya saja CT scan menghasilkan gambar yang lebih jelas.

3. Endoskopi USG (EUS)

Merupakan alat diagnosa baru yang menggabungkan metode endoskopi dan metode pencitraan (USG). EUS pada saluran empedu dibagi menjadi 3 bagian : 1. Hyperechoic pada gema interface mukosa; 2. Hypoechoic pada serabut otot polos dan jaringan elastis fibrosa; 3. Hyperechoic pada gema interface jaringan ikat longgar.

Di bawah panduan hyperechoic maupun hypoechoic, pemeriksaan kanker saluran empedu mencapai 96%, dapat menunjukkan ukuran dan metastasis tumor ke kelenjar getah bening.

4. PTC (Percutaneous Transhepatic Cholangiography)

Merupakan metode dasar untuk mendiagnosa kanker saluran empedu, dapat menunjukkan letak dan luas tumor. Keakuratannya mencapai lebih dari 90%. PTC cocok diaplikasikan pada pasien dengan dilatasi saluran empedu intrahepatik, dan pada pasien pasca operasi yang ditanam kateter dalam tubuh dapat menjalani kateter drainase bilier (PTCD). Bagi pasien yang telah melakukan pemeriksaan USG dan CT scan dan menunjukkan adanya dilatasi saluran empedu intrahepatik dapat menjalankan pemeriksaan PTC. Ini tidak hanya dapat langsung menunjukkan letak tumor, lesi pada bagian tepi dan saluran hepatik, di waktu bersamaan dapat lebih memahami hubungan antara kanker dan saluran hepatik. Jenis pemeriksaan ini memiliki peranan yang sangat penting untuk menentukkan metode operasi, tingkat diagnosisnya mencapai 90%.

5. Endoscopic Retrograde CholangioPancreatography (ERCP)

Teknik pemeriksaan ini dipakai pada saat saluran empedu belum sepenuhnya diblokir, dapat terlihat obstruksi dari saluran empedu distal, untuk menentukan ruang lingkup lesi, dan pada pasien pasca operasi dapat melakukan pembuangan cairan empedu (ENBD/ERBD). Pengaplikasian PTC dan ERCP bersamaan, dapat meningkatkan diagnosis kanker saluran empedu.

Ahli onkologi St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou menuturkan, di atas adalah beberapa metode dasar pendiagnosaan kanker saluran empedu. Apabila anda merasakan keluhan, segeralah melakukan pemeriksaan ke rumah sakit, guna menghindari munculnya penyakit.


Untuk pertanyaan lebih lanjut, anda dapat menghubungi kami via online, email atau telepon. Untuk info-info terkini, anda dapat mengunjungi Facebook dan Youtube kami.
Konsultasi kanker via telp
Hubungi : 0812 978 978 59 | 0878 556 556 99 | 0813 1888 5166
Konsultasi
WA